Pentingkah kita bersujud?
Belakangan ini publik ramai membicarakan sujud yang dilakukan calon presiden 02, Prabowo Subianto. Penulis tidak paham, apakah sujud itu dimaksud sebagai ungkapan rasa syukur bahwa dirinya telah memenangkan Pilpres 2019? Â Atau, sujud tersebut dimaksudkan untuk memperlihatkan dirinya sebagai orang yang memahami tanda-tanda kebesaran Allah.
Soal sujud yang dilakoni Prabowo itu tentu maknanya hanya bisa dijawab oleh dirinya sendiri karena hanya dia yang tahu dan Allah semata. Â Kita, jangan memaksanya untuk mendapat penjelasan detail makna dari sujud yang dilakukannya. Kalau penulis menanyakan hal ini kepada Prabowo, ya takutlah. Alasannya, pembaca lah yang tahu?
Dalam Islam disebut bahwa hakikat sujud adalah perbuatan menempatkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki pada kondisi serentak di lantai dengan tujuan tertentu karena Allah semata.
Ketika sujud, bagi seorang Muslim diwajibkan membaca bacaan tertentu dalam perbuatannya itu. Kita, dalam shalat, sudah ditentukan bacaannya. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Sabda Rasullullah s.a.w. yang berarti:
Aku diperintah (oleh Allah) bahwa aku sujud di atas tujuh anggota, di atas dahi dan diisyarat dengan tangannya di atas hidungnya, dan dua tangan dan dua lutut dan perut-perut anak jari dua kaki. (Hadis Muttafaqun Alaih).
Sejatinya, sujud yang dilakukan manusia beragam. Dalam Islam saja dikenal sujud sahwi, sujud tilawah, sujud syukur dan para malaikat pun melakukan sujud. Hanya saja sangat ditekankan bahwa dalam melaksanakan sujud itu ada syarat dan rukunnya.
Ketika ingin melaksanakan ibadah sujud kepada Allah, syarat-syarat dan rukun-rukun sujud itu harus dipatuhi dan dipenuhi seluruhnya agar permintaan kita dan sujudnya kita itu diterima Allah.
Ketentuan sujud itu berupa: Suci dari hadas kecil dan hadas besar, Â Suci dari segala kotoran, bersujud dengan menghadap kiblat, menutupi aurat. Sedangkan rukun-rukun sujud adalah: Â Niat sujud, takbir (dengan membaca Allahu Akbar), sekali bersujud (kecuali sujud pada shalat fardhu dan sujud sahwi), bangun dari sujud Memberi salam. Tertib.
Ketika penulis menunaikan ibadah haji, anggota jemaah haji yang ikut shalat subuh di sejumlah masjid sekitar Masjidil Haram, sering terkejut karena di sana tak ada bacaan doa qunut. Tapi malah diisi bacaan ayat sajadah. Pada surat ini, sang imam tiba-tiba melakukan sujud.
Para ustaz menjelaskan bahwa sujud tersebut disebut sujud tilawah dan hukumnya sunnah ketika mendengar ayat-ayat sajadah dibacakan, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Disebut dengan ayat sajadah karena ayat tersebut menjelaskan kata sujud dan disunnahkan untuk bersujud.
Nah, di sini serunya. Bagi yang tak pernah sujud tentu saja merasa terkejut. Dan ia harus ikut gerakan imam sujud. Tapi, bagi yang mengerti tentang ayat yang dibaca tadi, maka tentu sang makmum sangat gembira dapat bersujud saat ikut imam.
**
Sujud kerap kali dikaitkan dengan rasa syukur. Syukur, jika kita melihat kamus, dimaknai sebagai rasa syukur (kepada Allah). Seseorang mengukapkan rasa syukur karena terlepas dari marabahaya, memperoleh keberuntungan, lega, senang dan seterusnya.
Dalam Alquan, kata syukur ini banyak sekali diulang. Â Setidaknya sebanyak 75 kali. Sangat luar biasa. "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).
Ustaz Umar Alhabsyi menulis bahwa terdapat beberapa nilai dari bersyukur, yaitu: Â Ketika kita bersyukur, sebenarnya kita sedang memberikan nikmat bagi diri kita sendiri. Ketika kita bersyukur, sebenarnya kita sedang bersiap menerima tambahan nikmat Allah. Ketika kita bersyukur, sebenarnya kita sedang membentengi diri kita dari siksa Allah (rujuk kembali An-Nisa:147 dan Ibrahim: 7). Â
Nah, tentu jika dikaitkan dengan sujud syukur yang dilakoni Pak Prabowo Subianto, dari sudut pandang Islam, akan akan memberi rasa tentram bagi dirinya dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Mengapa demikian, karena ketika kita bersyukur, kita akan selalu merasa tentram, merasa semua yang terjadi adalah yang terbaik bagi dirinya menurut Allah SWT.
Ini terlepas dari saling klaim sebagai pemenang dalam kontestasi Pilpres 2019 berdasarkan hitung cepat internal, yang disebutnya Prabowo Subianto -- Sandiaga S Uno menang hingga 62 persen. Sementara beberapa lembaga survei seperti Indobarometer, Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Charta Politica, Poltracking, Perludem, SMRC dan lembaga survei lain menyatakan rata-rata Jokowi -- KH Ma'ruf Amin unggul di atas 54 persen.
Kita sangat berharap sujudnya Prabowo memiliki nilai yang sangat luas. Bukan hanya memberi nilai positif bagi dirinya juga bagi Indonesia ke depan. Ujungnya, ia harus legowo (ikhlas) dan menerima perhitungan Pilpres 2019 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendatang.
Itulah sekelumit makna tentang sujud dan syukur.
Sumber bacaan satu dan dua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H