Ibu pertiwi tak lagi menangis. Mengapa? Ya, karena Jokowi memang pantas jadi presiden lagi. Juga, karena ke depan masyarakat Indonesia tidak ditakuti lagi dengan ungkapan bahwa Ibu Pertiwi tengah diperkosa seperti disampaikan sang oposisi Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan pada kampanyenya di berbagai tempat.
Masyarakat Indonesia pun tidak lagi takut digertak-gertak bahwa bangsa ini akan hancur luluh lantak. Mengapa? Lantaran ke depan tidak ada lagi yang menggaungkan kalimat bahwa tentaranya lemah karena negara kurang biaya mengurus prajurit.
Isteriku juga tak lagi menangis. Mengapa? Lantaran makin yakin bahwa Joko Widodo, petahana dan calon presiden pada Pilpres 2019 ini menjadi presiden lagi setelah menyaksikan penampilannya pada debat terakhir. Debat terakhir ini mengambil tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.Â
Melalui REPORTASEPEMILU2019 didapati bahwa lembaga survei kridibel menempatkan Jokowi dengan elektabilitas di atas lawannya, Prabowo. Berdasarkan perhitungan, potensi pemilih mengubah pilihannya jauh dari akal waras. Artinya, mereka sudah penetapkan pilihan. Sungguh, sekonyong-konyong mengubah keputusan pada hari H (17 April 2019) mustahil bin mustahal.
Kecuali, Â jika ada blunder atau faktor eks lainnya. Atau pendukungnya dihalangi atau tak datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Seperti diungkap Jokowi, masyarakat diharapkan tidak golput dan tidak takut mendatangi TPS karena TNI dan Polri menjamin keamanannya.
Alasan utama Jokowi bakal terpilih lagi sangat sederhana. Ia kinerjanya - ketika bersama pasangan lama Jusuf Kalla - bagus dan terbukti nyata. Juga, karena ia merakyat dan sederhana. Mau disalami rakyat, bukan menghindar. Suka blusukan menyaksikan kodisi rakyat di kampung-kampung.
**
Para pakar politik dan pengamat, termasuk komentator, menyebut Jokowi bakal unggul atas lawannya, Prabowo. Di sini,penulis tak perlu lagi diulas perbandingan sosok Jokowi dan Prabowo dengan pasangannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangannya sudah banyak dibeberkan dan dapat dibaca melalui media massa (sosial).
Perdebatan tentang kelebihan dan kekurangan dari pasangan Jokowi -- KH Ma'ruf Amin dengan lawannya Prabowo Subianto -- Sandiaga S Uno sudah sering disaksikan publik melalui siaran program televisi. Para narasumber dan pakar membentangkan sosok para calon presiden tersebut. Terlalu panjang jika hal tersebut dituangkan dalam tulisan meski secara umum sosok Jokowi berada di atas lawannya.
Jokowi dan KH Ma'ruf nampaknya dalam debat kelima lebih menguasai materi ketimbang lawannya, Prabowo - Sandiaga. Teritama ketika berbicara tentang zakat dan perbankan syariah.
Lalu, bagaimana dari sudut pandang ramalan. Tapi ini bukan ramalan bintang atau perdukunan, loh. Juga jangan lantas menjadi serius. Sebab, dari sisi rasional tak bisa dipertanggungjawabkan, meski sebagian masyarakat berpendapat boleh juga diketahui. Tapi, tentu semua terpulang dari orang bersangkutan.