Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Singa Beraksi di Tahun Politik

11 Oktober 2018   14:27 Diperbarui: 11 Oktober 2018   17:24 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singa juga muncul dalam beberapa bagian kitab suci umat Kristiani, seperti dalam kitab Daniel yang mengisahkan bagaimana Daniel dimasukkan ke sarang singa dan secara ajaib dapat selamat. Dalam kitab itu juga dikisahkan bagaimana Samson dapat membunuh Singa dengan tangan kosong.

Dalam sejarah Islam dikenal seorang yang digelari masyarakat sebagai Singa Islam. Dialah Ali bin Abi Talib, pria yang dikenal dengan keberaniannya dalam berbagai peperangan, di antaranya Perang Badar dan Perang Uhud. Ali bin Abi Talib adalah sepupu sekaligus memantu Nabi Muhammad yang sangat disayangi. Ali meninggal pada tahun 40 H akibat ditusuk saat menunaikan shalat di Masjid Kufah, Irak.

Di Indonesia, singa tampil dalam budaya Sunda, seperti sisingaan. Etnis lainnya di nusantara ini juga menjadikan singa sebagai simbol tertentu.

Bagi masyarakat Arab, singa memiliki takwil sendiri bila hadir dalam mimpi. Singa merepresentasikan seorang penguasa yang kejam dan zalim, kematian, kesembuhan, atau warisan.

Di tanah air, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dikenal singa podium. Beberapa pejuang lainnya juga punya julukan serupa. Dan, memang terbukti,  julukan singa podium kepada Soekarno menggugah semangat juang.

Di tahun politik sekarang ini, elit politik diklaim oleh pengikutnya sebagai singa podium. Tapi jangan lupa di antara tokoh politik itu berubah tingkah bagai anak kucing tengah mengeong kala menghadapi perempuan cantik. Bermain di belakang panggung dan tidak mengindahkan etika beragama.

Ada pula singa podium tertarik dengan kebohongan seorang nenek.  Ia jadi korban karena ikut diperdaya dan dipermalukan. Dan,  ketika dipanggil polisi, juga mengeong-ngeong seperti anak kucing memanggil rekannya untuk berkumpul mendampinginya. Ini wajar. Manusiawi. Sebab,  kala memerintah, ia bertangan besi dan  tak ada yang bisa membantah. Kala terjepit saat "krisis" jelang kejatuhan minta dukungan.

Sumber bacaan satu dan dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun