Dari sudut ilmiah, Alquran dapat memberi kepuasan dari berbagai sisi. Sebab, Alquran dapat dipandang sebagai "permata", memberi keindahan dari berbagai sudut pandang. Karenanya, seorang  ilmuan ada yang menyebut Alquran bagai "permata".
Alasan lain, melalui penghayatan yang dalam, Alquran dapat memuaskan dirinya. Tapi dari sisi seni, ada seorang seniman memandang Alquran dapat memuaskan kepada siapa pun.
Jadi, Â Alquran sejatinya dapat memberikan kepuasan kepada siapa pun yang membacanya, karena jika dikaji dari berbagai sisi selain menampakan keindahan juga dapat memberi nilai lebih.
Seniman kadang di mata publik bikin konyol. Tapi, bukan konyol seenak "dengkul" alias semaunya. Ia membandingkan Alquran seperti buah dada ibunya, yang dapat memuaskan anak bayi ketika menetek. Juga dapat memuaskan bapak si bayi.
Hehehehe, jangan punya pikiran 'ngeres' ya?
Di sisi lain, Alquran bisa tampil secara terbuka. Para ulama pun mengingatkan bahwa  "membaca" Alquran bukan sebatas "iqra", bacalah. Jika ingin mendapatkan nilai lebih dari Alquran hendaknya harus dibarengi dengan kebersihan. Bersih fisik dan hati, tentunya.
Jadi, harus ada mata batin yang bersih. Bersihkan diri dahulu sebelum membaca Alquran. Dengan cara itu, akan diperoleh kedalaman makna dari Alquran itu sendiri. Jangan sentuh musaf sebelum bersih. Â
Penting jadi pegangan hidup, sekali lagi, bahwa membaca Alquran tidak cukup sebatas dengan dukungan 'nahu' dan sorof. Perlu kebersihan lahir dan batin. Namun di sisi lain jangan memahami ayat Alquran ayat per ayat belaka.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar kepada penulis pernah bertutur. Katanya, Â di sekitar Alquran masih ada ayat lain yang dapat dimaknai berupa tanda, atau sinonim dengan alam. Jadi, jangan terpaku pada "iqro", tapi juga harus paham ayat lain berupa alam raya.
Dan, terkait peringatan turunnya Alquran, di Indonesia setiap tanggal 17 Ramadan, diperingati sebagai Nuzulul Qur'an. Di berbagai tempat, peringatan ini diisi dengan ceramah.
Harus diakui bahwa Ramadan memiliki derajat kemuliaan tertinggi di antara bulan-bulan lainnya. Karena itu, satu malam yang lebih baik daripada 1.000 bulan itu, perlu diisi dengan kegiatan amal salah dengan mengikuti seluruh ajaran Rasulullah.