Meski sering melewati Markas Komando Korps Brigade Mobil Polri atau Mako Korbrimob, Jalan Akses UI di Kepala Dua, Depok, Jawa Barat, kadang hati bertanya-tanya, apakah itu penjara atau markas satuan tempur?
Kalau penjara, kok nggak seperti Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang atau Salemba. Kalau disebut markas, kok banyak tahanan?
Maklum orang awam dan bodoh. Apa lagi sering menyaksikan polisi berpakaian tempur bersenjata laras panjang lengkap mengenakan helm tempur keluar masuk dari gedung rada serem itu. Di pintu gerbang selalu siaga dengan prajurit berpakaian seragam plus senjata laras panjang.
Wuih. Nggak berani deh mendekat. Padahal sejak kecil sudah akrab dengan anak-anak tentara di kawasan Berlan dan polisi di kawasan Gedung Ditlog Polri, nggak jauh dari Jalan I Gusti Ngurahrai, Jakarta Timur, itu.
Belum hati mampu menjawab pertanyaan yang mengumpul di benak, kemarahan yang semula terpusat di Mako Brimob lantas seolah digiring ke kota Surabaya. Apa pasal, karena pada Minggu pagi telingaku seperti disamber geledek. Media sosial dan media layar kaca dihiasi berita bahwa tiga gereja di kota buaya itu diserang teroris.
Serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya telah merenggut nyawa 13 orang. Serangan biadab itu sungguh  di luar batas kemanusiaan. Presiden Jokowi meninjau lokasi serangan bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro, gereja Pantekosta di jalan Arjuno. Ia pun menyempatkan diri menjenguk korban di rumah sakit Bhayangkara, Surabaya, Minggu (13/05).
Tindakan terorisme sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan. Lantas, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa semua ajaran agama menolak terorisme apa pun alasannya.
Karena itu, ia pun memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku.
Terkait Mako Brimob, harus diakui bahwa banyak orang menyebut gedung itu sebagai markasnya para anggota satuan Brimob. Tapi, lagi-lagi pertanyaannya, setelah Gubernur DKI Jakarta Ahok -- Basuki Tjahaja Purnama - dipenjara dan ditempatkan di situ, banyak orang menyebut gedung itu sebagai penjara.
Wah, mana yang benar nih? Tidak ada yang membantah ketika media sosial dan media mainstream menyebut Mako Brimob sebagai penjara. Penyebutan itu berlangsung sejak lama. Dan, tidak ada yang membantahnya sekalipun dari petinggi Polri.