Para elite politik yang mengaku sebagai pengusung partai Allah, patut kiranya bercermin pada sejarah Nabi Muhammad SAW. Nabi ketika berjuang menyebarkan Islam penuh kasih sayang. Ketika dilempari batu dan kotoran, tidak meminta pertolongan kepada Allah untuk memusnahkan orang-orang yang menganiaya-Nya sekalipun ada permintaan dari gunung batu untuk menghancurkan.
Di negeri ini, persoalan intoleransi, radikalisme dan kasus bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan atau SARA belum juga reda. Pemahaman dan penghayatan terhadap agama bagi warganya tidak bisa dipukul rata. Di sisi lain, gotong royong dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila terasa makin menipis. Apakah para elite politik masih menutup mata?
Kita pun jadi bertanya-tanya, kemana peran Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB)? Padahal, kita tahu, lembaga itu didirikan atas kesepakatan antartokoh agama itu sendiri.
Di berbagai daerah lembaga itu sudah terlihat perannya dalam membantu umat menciptakan kerukunan. Sayangnya, pada tahun politik ini terlihat 'melempem'.
Karenanya, pada tahun politik ini, para ulama, pemuka agama, cendikiawan dan tokoh masyarakat sangat dinantikan perannya menyadarkan elite politik yang bermain di lingkaran "hitam" dan masih merasa berat menjauhkan "setan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H