Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Alexis, Alexa dan "Nazar Politik"

5 November 2017   11:44 Diperbarui: 5 November 2017   11:53 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Ali memang sudah tahu tentang orang di kompleks pemukimannya selalu saja membicarakan kedua puterinya yang tengah naik daun kecantikannya. Prestasi olahraganya pun membanggakan. Alexis dan Alexa memang gemar berolahraga, terutama lari pagi dengan pakaian olahraga ketat. Tampilannya mengundang perhatian para ibu rumah tangga, karena di antaranya khawatir suaminya kepincut.

Ali merasa senang kala kedua puterinya berolah raga pagi. Apa lagi ketika bicara ke hadapan banyak orang, kedua puterinya mampu tampil bagai seorang ratu yang mengajak para lelaki untuk memujanya. Di kumpulan orang banyak, Alexis dan Alexa menjadi pusat perhatian.

Ali minta kepada Alexawati, sang istri tercintanya itu, agar terus menerus memantau aktivitas kedua puterinya. Tidak cukup mengawasi supir bagi kedua anak itu, juga pembantu di rumah yang sehari-hari melayani di rumah gedongannya.

Ali merasa bangga. Para ibu rumah tangga cemburu melihat Alexis dan Alexa berjalan bersama bagai ikan lele ngosek di atas permukaan tanah. Ada warga yang merasa sebal, tergoda dan ingin menangkapnya.

"Aku yang menangkap dan memilikinya!" kata seorang pejabat bernama Juragan.

Sang Juragan memang sudah lama menginginkan kedua gadis itu jatuh ke tangannya. Ia tak ingin didahulu lelaki lain, meski ia pernah mendengar kalimat dari rekannya si Ali, biarkan Alexis dan Alexa. Jangan sekali-sekali ada yang mengganggunya. "Langkahi mayatnya, kalo ada yang berani mengganggu?" 

Kalimat itu tidak terlalu penting untuk dimasukan ke dalam hati. Apalagi ditakuti akan berhadapan dengan Ali yang badannya ceking, suaranya melengking seperti bebek ketika berada di tangan penjagal.

Ini bukan soal dendam lantaran ketika kampanye sang Juragan tak dapat dukungan finansial dari si Ali. Tetapi ini lebih kepada "nazar politik" yang harus dibayar. Alexis harus jatuh kepelukannya, dan Alexa jadi milik wakil Juragan.

Kepada anak buahnya, Juragan sudah mengatur strategi khusus untuk melunakan Alexis dan Alexa. Pikirnya,  apa pun yang terjadi bisa dilakukan selagi kekuasaan di tangan. Merebut hati jutaan orang bisa dilakukan, apalagi melunakan hati dua insan nan cantik. Mengapa tidak?

"Soal menghadapi Ali, itu bisa diatur!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun