Nggak berlebihan jika si Gatotkaca disebut berotot kawat bertulang besi. Ia terlihat kuat, mampu terbang tinggi di atas langit nan tinggi. Berkumis melintang, jauh dari bayangan warga Betawi bahwa tokoh ini nggak kalah gagahnya dibanding si Jampang yang kerap bawa golok.
Saya tak ngerti Bahasa Jawa. Apa lagi suara lagu yang mengiringi Gatotkaca memamerkan kebolehannya di hadapan orang banyak. Ia baru turun dari langit, karena tokoh ini mungkin sudah merasa bosan menyaksikan para astronot bolak-balik di atas atmosfer menempatkan satelit.
Diringi musik gending terasa heroik, kudapati alasan Gatotkaca turun ke bumi. Kata sang pemandu acara, Gatotkaca tidak akan turun dan menginjakan kakinya di bumi kalau tidak punya urusan penting. Misal, memberantas kemungkaran. Jadi, turunnya Gatotkaca dapat dimaknai bahwa di bumi ada peristiwa gawat saat itu.
Kalau dalam acara ini, si Gatot Kaca turun lantaran ada wanita cantik berjalan melinggak-lenggok. Wanita berparas molek itu tengah dalam perhatian banyak orang. Kalau di daerah saya, pinggiran Betawi, bisa disebut "bunga kampung". Wanita idaman bagi sang lelaki, tetapi juga sumber malapetaka. Loh, kok jadi malapetaka?
Kembali kepada si Gatot Kaca, pria yang dijuluki berotot kawat bertulang besi dan ganteng itu. Ternyata tokoh ini tidak seperti dibayangkan orang Betawi seperti saya ini, yaitu cuma punya indra lima alias 'panca' indra. Si Gatot Kaca ternyata kekuatannya berasal dari "titipan" sang guru maha sakti.
Jadi, indranya bisa enam atau tujuh. Tergantung kebutuhan sang guru maha sakti yang memberi.
Gatotkaca turun ke bumi karena ingin mempersunting wanita cantik, bunga kampung di tepi jalan. Bukan bunga di tepi jalan seperti nyanyiannya Koes plus yang menawan itu. Wanita cantik itu punya nama Dewi Pergiwa, puteri Arjuna. Tapi, maaf, ini bukan Arjuna yang dimaksud seperti dalam film yang tengah mencari cinta.
Wah, tentu saja jadi seru deh. Gatotkaca ternyata 'keok', si 'jelita' pujaan hati diserobot orang lain. Siapa yang nggak marah, tuh?
Jangan cepat berkesimpulan begitu dulu. Gatotkaca adalah pria sejati, 'gentleman'. Bertindak pun tidak gegabah. Ia melakukan konfirmasi kepada si Dewi yang kecantikannya 'beken' dan nggak ketulungan di Negeri Yodipati tentang cintanya, apakah sudah beralih kepada orang lain.