Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sampai Tua, H. Syahrur Tetap Junjung Semangat 45

6 Agustus 2017   11:12 Diperbarui: 6 Agustus 2017   22:57 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H. Syahrur sedang memarkir sepeda tuanya di Taman Budaya Tionghoa-Indonesia. Foto | Dokumen Pribadi

Nggak pernah kelihatan letih. Apa lagi berkeluh kesah. Sehari-hari terus bergerak dan bergerak ke mana pun mengisi hidup agar tetap pikiran sehat, jasmani kuat dan hati harus terpelihara jenih sehingga silaturahim tetap terjaga: kapan dan dimana pun.

Hidup harus merdeka dan punya semangat 45. Makna merdeka tidak boleh diisi dengan menyerah dalam menjaga kesehatan meski usia sudah lebih dari 70 tahun. Itulah sosok H. Syahrur, orang tua asal Sumatera Barat yang rajin berolahraga.

H. Syahrur tengah asyik dengan sepeda dan pluit di mulutnya. Foto | Dokumen Pribadi
H. Syahrur tengah asyik dengan sepeda dan pluit di mulutnya. Foto | Dokumen Pribadi
H. Syahrur tengah senam tera. Foto | Dokumen Pribadi
H. Syahrur tengah senam tera. Foto | Dokumen Pribadi
Untuk menjaga kesehatan, ia selalu setia ditemani sepeda tua yang digunakan sejak 1960 silam. Sepeda itu ia gunakan sejak di Padang. Ketika hijrah ke Jakarta, tetap dibawa dan menemani hingga kini. Sepeda ontel yang dimiliki itu kini terasa makin asyik digunakan. Pasal, belakangan komunitas pengguna sepeda ini makin berkembang di berbagai kota.

Syahrur seperti menemukan dirinya. Tentu saja makin bersemangat menggunakan sepeda. Terlebih pada hari-hari besar, komunitas sepeda ontel sering berkumpul mengisi berbagai cara kegiatan perayaan hari besar negara. H. Syahrur pun tentu ikut di dalamnya meski tak ikut menjadi pengurus.

Sudah tua, katanya, ketika dijumpai di TMII saat berkeliling dengan sepeda tuanya itu.

Ia tak merasa rendah diri. Dengan kondisi fisiknya yang prima selalu tak membuang kesempatan, hadir pada acara hari-hari besar dengan sepedanya. Tentu ketika para petinggi hadir dan membuka acara, Syahrur ikut 'mejeng', berfoto bersama. Lantas, fotonya pun ada di mana-mana.

H. Syahrur tengah mejeng bersama penulis, membanggakan sepeda tuanya. Foto | Dokumen Pribadi
H. Syahrur tengah mejeng bersama penulis, membanggakan sepeda tuanya. Foto | Dokumen Pribadi
H.Syahrur tengah meluncur dengan sepedanya usai senam tera. Foto | Dokumen Pribadi
H.Syahrur tengah meluncur dengan sepedanya usai senam tera. Foto | Dokumen Pribadi
Tak terasa, wajah mukanya makin dikenali orang banyak. Meski tak kenal nama, tetapi siapa yang tak tahu dengan orang tua yang sudah ompong ini. Apa lagi H. Syahrur juga dikenal di lingkungan para pesenam pernafasan tera di Sasana Taman Budaya Tionghoa - Indonesia.

Para ibu-ibu, yang menjadi peserta senam tera, sering menggodanya. Ini bukan lantaran kepincut dengan penampilan Syahrur yang atletis. Tetapi karena memang H. Syahrur sering jadi sasaran kata-kata pernuh warna canda. Sementara ia sendiri juga sering melemparkan humor di tengah orang banyak. Terutama saat senam berlangsung.

Tua, muda dan siapa saja merasa senang dengan H. Syahrur. Ia memang bukan orang yang punya posisi di level atas secara ekonomi, tetapi dengan kesederhanaan yang dimiliki dan pandai membawa diri, semua dapat diraih dengan tampilan sepeda tuanya.

Merayakan 17 Agustus 2017 ini, H Syahrur sudah menyiapkan fisiknya untuk berpartisipasi dengan komunitas sepeda ontelnya. HUT Kemerdekaan ke-72 harus dimaknai dengan kerja keras bersama, menjaga kesehatan dan menjunjung silaturahim dengan sesama lebih baik lagi.

Ia lantas sambil melempar tawa mengutip pepatah dari daerahnya. Di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung. Hormati adat istiadat tempat kita berada, tempat tinggal kita dan orang-orang sekitar. Isi kemerdekaan dengan semangat 45.

Prinsip H. Syahrur dalam hidup adalah berjuang. Berjuang dan kerja keras agar fisik tetap sehat lahir dan batin. Sehat berarti hidup bermanfaat, bukan menjadi beban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun