Jakarta Milik Kita, Ayo Kembali!
Jangan takut ke Jakarta karena kota ini sejatinya milik bersama. Jakarta adalah kota perjuangan, ia dibangun dari kita dan untuk bersama. Berbagai etnis bekerja di kota ini demi untuk kemajuan negeri dan kejayaan Indonesia.
Jangan takut ke Jakarta hanya disebabkan Anda punya pendidikan rendah. Tetapi jangan lebay dengan pendidikan tinggi yang dimiliki karena banyak orang pandai di kota ini makin cerdas mengakali uang rakyat.
Jangan takut dengan razia bagi setiap warga pendatang jika memang Anda jelas warga Indonesia yang memiliki hak sama dengan warga lainnya. Setiap warga punya hak bermukim di Jakarta untuk mendapat pekerjaan, mendapat kehidupan yang layak dan nyaman.
Sejak ibukota negeri ini bernama Sunda Kelapa, berbagai etnis sudah ada bermukim di situ. Tidak ada larangan tinggal di pinggir Kali Cliwung saat itu. Sejak abad ke-12, Sunda Kelapa adalah pelabuhan kerajaan Hindu-Jawa bernama Pajajaran dengan ibukotanya saat itu di kawasan pegunungan Bogor, arah selatan dari Sunda Kelapa. Kini kerajaan itu tinggal kenangan.
Ketika penguasa Banten mengirim Fatahillah - yang dikenal pula dalam sejarah bernama Fadhillah Khan - dan berhasil mengusir Portugis, Sunda Kelapa selanjutnya berada di bawah kekuasaan Banten. Itu suatu bukti, Jakarta memang punya daya pikat sendiri.
Lantas, pada abad ke-16 Fatahillah - yang oleh Portugis dikenal sebagai Tagaril atau Falatehan - mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta atau kota kemenangan dan kejayaan. Kota ini berlanjut mengalami perubahan besar pada 1610 saat sebuah kontrak ditandatangani antara Belanda dan Pangeran Jayakarta, berisi mengizinkan VOC untuk membangun gedung di tepi timur Kali Ciliwung.
Itu pula bukti kuat bahwa kota ini terbuka karena perdagangannya yang melibatkan berbagai etnis dan suku bangsa dari berbagai negara Eropa.
Â
Di sana rumahku