Dari sisi negatif yang bisa ditimbulkan, salah satu di antaranya bagi anak usia dini adalah potensi dari anak bersangkutan menjadi kurang kreativitas, cenderung kecanduan yang menyita waktu lama dan menurunkan gairah anak untuk banyak bergerak secara fisik.
Menjadikan anak kurang bersosialisasi dengan rekan sebayanya. Bahkan, bisa saja memunculkan sikap egois karena banyak waktu tersedot untuk bermain sendiri.
Pengamatan penulis, bocah kecil yang sudah banyak menggunakan ponsel cenderung malas belajar. Sekalipun ini bukan penelitian ilmiah. Akan tetapi, dari pengamatan sehari-hari kehidupan sang cucu, kenyataan itu memang terjadi.
Dari sisi positif, tentu kehadiran gawai ini jelas banyak membawa manfaat. Media sosial atau medsos telah banyak mengubah peradaban manusia dalam cara berkomunikasi. Baik dan buruknya sudah dapat dirasakan. Mana berita hoaks (hoax) dan benar dan dapat dipertanggungjawabkan, akhirnya publiklah yang menilai. Meski begitu, edukasi dan pencerahan tentang pemanfatan gawai, internet, dan disusul medsosmasih harus terus didorong.
Upaya Perbaikan Dini
Kekhawatiran orang tua tentang pengaruh buruk pada anak usia dini tentang pemanfaatan gawai, ponsel, ipad, dan perlaatan lain yang memudahkan untuk komunikasi berbasis internet, kini makin dirasakan.
Sikap egois, malas bersosialisasi dengan teman (misal bermain bola dan sepeda) dan berkomunikasi dengan orang tua sendiri, harus dicarikan solusinya.
Para orangtua yang bijaksana ketika menghadapi anak usia dini merengek meminjam ponsel, idealnya tidak menunjukkan sikap kasar. Apalagi, dengan kekerasan seperti menghardik dan membentak. Bocah kecil patut dipinjamkan. Pasalnya, naluri ingin tahu anak sangat besar. Lagi pula, kehadiran ponsel sudah harus diperkenalkan tentang segala fungsinya. Harus dilakukan secara bertahap dan bijaksana.
Anak usia dini secara fisik mulai terlihat pembentukan kepribadiannya. Tentu tak elok jika pada masa ini sudah mendapat herdikan, hanya disebabkan ingin mengetahui fungsi dari ponsel.
Tentu saja para orang tua ingin si bocah manisnya ke depan mempunyai pribadi yang matang, bertanggung jawab, dan mandiri dalam kehidupannya. Untuk itu, seyogianya para orang tua dapat mengatasi persoalan yang dihadapi anak usia dini.
Harus disadari bahwa usia dini adalah masa pertumbuhan anak yang demikian cepat. Para ahli pendidikan sepakat bahwa apabila anak usia dini ini mampu melakukan tugas sesuai dengan usianya, peluang keberhasilannya untuk melakukan tugas lain sesuai dengan perkembangan usia anak pada tahun berikutnya akan lebih besar.