Hal itu jelas merupakan dampak dari kunjungan Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi, pada awal Maret lalu. Animo turis Timur Tengah makin tinggi.
Sebagai kesiapan menyambut kedatangan para turis tersebut, Asphurindo membuka kantor sekretariat baru. Kantor yang lama tetap berfungsi melayani masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Peresmian kantor sekretariat baru Asphurindo ditandai pengguntingan pita oleh Dubes Yunani untuk Indonesia George Dogoritis.
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (PPAsbihu NU) KH. Hafidz Taftazani, yang hadir pada cara tersebut berharap Asphurindo dapat memberi fasilitas bagi turus asing itu. Sebab, para penyelenggara wisatawan dari kawasan Timur Tengah sudah minta kepastian kepada asosiasi perjalanan di Tanah Air agar masalah ini menjadi perhatian serius.
Itu artinya, “kue” pariwisata dari Timur Tengah harus digarap dan dikelola dengan baik. Dan memang wisata halal yang digaungkan pemerintah mestinya dapat direalisir para pemangku kepentingan pariwista. Tujuannya, mendapatkan “fulus” sebanyak-banyaknya untuk kesejahteraan rakyat.
“Fulus” , kata orang Arab, penting. Nggak ada "fulus" (uang) antum (kamu) bisa "mamfus" (mati). He .. he ... he...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H