Bagi sebagian umat Muslim, dapat dipastikan paham sebutan Jabal berasal dari Bahasa Arab, yaitu gunung. Sedangkan Arafah adalah tempat berkumpulnya umat Islam dari seluruh dunia saat wukuf  pada  9 Dzulhijjah tahun Hijriyah. Wukuf di Arafah adalah bagian dari ritual ibadah haji.
Tanpa melaksanakan wukuf, seseorang yang melaksanakan ibadah haji tidak akan sah. Karena itu, Arafah sangat akrab di telinga umat Islam. Di padang tersebut umat Islam berdiam diri pada 9 Dzulhijjah sampai terbenamnya matahari pada 10 Dzulhijjah.
Wajib beli karcis sebelum naik lift menara masjid
Wajah Jabal Arafah dengan pohon hijau, menambah asri lingkungan masjid
Di Batam, ada sebuah masjid cukup populer. Bagi orang tua, kini masjid tersebut menjadi bagian dari tujuan wisata pendidikan. Masjid itu adalah Jabal Arafah. Dan, tentu, sesuai sebutannya rumah ibadah bagi umat Islam tersebut berada di kawasan perbukitan, lingkungan pusat keramaian kota Batam. Tepatnya, Masjid Jabal Arafah berada di Jl.Imam Bonjol, Nagoya pulau Batam, tak jauh dari pusat perbelanjaan Nagoyahill, bersebelahan dengan bank Mandiri Nagoya.
Saya datang ke masjid megah tersebut pada Sabtu (27/8) siang. Bagi saya, ini kunjungan ketiga ke masjid tersebut. Sekali ini saya bersama ustadz Ahmad Juraidi, dari Kementerian Agama dan Candra Hermawan, anak saya sebagai pemandu wisata yang bekerja di lingkungan Pemkot Batam. Dan, saya pun mendapatkan informasi seputar masjid tersebut.
Kantin masjid yang bersih dan rapi
Taman masjid yang tertata apik
Masjid ini dibangun oleh sebuah yayasan yang bernama sama dengan nama masjidnya, dan seorang pengusaha kaya bernama
Asman Abnur sebagai donatur utamanya. Asman Abnur tak lain pemilik berbagai usaha seperti Vitka (SPBU, Apotik, tempat futsal, BPR). Tak heran, dana yang dikucurkan untuk pembangunan masjid di atas bukit tersebut mencapai 25 Milyar. Pengusaha ini kini menjabat sebagai Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi.
Masjid ini diresmikan pada 2013. Mengutip cerita Candra, Â gagasan pembangunan masjid memang berasal dari pengusaha Asman Abnur meneruskan permintaan orang tuanya. Yang unik dan menarik perhatian publik dari masjid tersebut adalah pada Menara Masjidnya.
Melalui menara setinggi 60 meter, pengunjung setelah naik menggunakan lift dapat melihat sebagian wajah kota Batam. Dan, pada pagi hari, jika cuaca baik dan cerah, dengan menggunakan teropong dapat melihat kota Singapura dengan gedung-gedung pencakar langitnya.
Sebagian wajah kota Batam dilihat dari menara masjid
Bukit di papas untuk kebutuhan perluasan jalan di kota Batam
Sayangnya, teropong masjid tersebut kini tak berfungsi baik. Sudah butut alias jelek. Selain sulit dioperasikan juga menjengkelkan. Jika saja Bapak Menteri Asman Abnur sedikit saja punya kepedulian untuk memperbaiki, tak mustahil kunjungan ke masjid tersebut melonjak. Ke masjid itu, tentu selain untuk shalat, bisa juga menjadikan lokasi tersebut sebagai wisata pendidikan. Apa lagi kegiatan penerimaan Idul Qurban sudah mulai berjalan.
Secara keseluruhan, masjid tersebut terlihat asri. Punya ruang kantin, taman, tempat shalat yang indah dan nyaman.
Sebagian pemandangan rumah liar di Batam
Kawasan pertokoan China dengan obat tradisionalnya
Batam memang kini tak seluruhnya indah seperti Masjid Jabal Arafah. Di pulau ini juga ada kawasan rumah liar, yang kini terus ditertibkan pihak otoritas setempat. Juga hadir kawasan pertokoan khas China dengan obat tradisionalnya. Pun kawasan kuliner dengan masakan gonggong dan asam pedas khas Melayu hadir dan menggoda setiap saat.
Batam juga dikenal sebagai daerah multi etnis, beragam suku, agama, pekerja profesional, buruh dan bangsa-bangsa lain berdomisili di kawasan itu. Batam kini tengah menata diri dengan berbagai tantangan ke depan.
Lihat Lyfe Selengkapnya