Mohon tunggu...
Edy Siswanto
Edy Siswanto Mohon Tunggu... Guru - Doktor Bidang Manajemen Kependidikan dan Ketua Umum Perkumpulan Pendidik Vokasi Indonesia-Ikatan Guru Vokasi Indonesia Maju (PPVI-IGVIM)

Penulis, dan pemerhati politik pendidikan. Pembelajar, berkelana mencari ilmu dan dakwah membangun generasi khairu ummah..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendudukan Kembali Awal Tahun Ajaran Baru

31 Mei 2020   22:16 Diperbarui: 31 Mei 2020   23:30 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muncul Pro-kontra adanya keinginan pergeseran awal Tahun Pelajaran dikembalikan seperti sebelum tahun 1979. Dalam hal ini penulis tidak berada di pro dan kontra. Namun ingin mendudukan kembali apabila ada keinginan-pergeseran awal tahun pelajaran baru.

Seperti diketahui sejak tahun 1966-1978, sistem pendidikan menggunakan kalender akademik (Kaldik) sesuai tahun anggaran. Diakhir tahun setiap Bulan Desember dan awal tahun pelajaran  dimulai Bulan Januari.

Namun oleh Mendikbud Daod Joesoef, kebijakan tersebut diubah. Dengan UU Nomor 0211/U/1978 yang mengatur tentang pengunduran tahun pelajaran baru, yaitu memulainya di Bulan Juli dan mengakhirinya di Bulan Juni. Ini yang sampai sekarang berjalan.

banyak kalangan menilai,  beberapa keuntungan jika awal tahun pelajaran di mulai Bula Juli. Seperti yang penulis pernah sampaikan di artikel : "Tahun Pelajaran 2019/2020 Satu Setengah Tahun Sampai Desember  2020"?

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Pertama, tahun pelajaran baru yang jatuh pada Bulan Januari menyulitkan proses perencanaan pendidikan. Dikarenakan Bulan Desember sebagai akhir tahun "tutup tahun anggaran". 

Kondisi syarat dengan penyelesaian laporan akhir tahun dan "tutup tahun anggaran". Harapan untuk segera berjalan di Bulan Januari sedikit terkendala terutama bagi sekolah negeri yang mengandalkan "dana BOS", yang biasanya cair tiap triwulan. 

Dimana triwulan satu biasanya cair sekitar akhir Bulan Maret. Sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus sudah efektif berjalan awal Januari. Bagi sekolah negeri lebih efektif jika ada pembeda antara tahun anggaran dengan tahun pelajaran. 

Sekalipun tidak ada masalah khususnya sekolah swasta. Melihat pengalaman tahun sebelumnya, ternyata tahun pelajaran baru yang dimulai pada Bulan Januari kontras dengan akhir tahun "tutup buku anggaran". Oleh karena itu, kebijakan ini dibuat untuk menyesuaikan dana anggaran awal tahun.

Keinginan disamakan tahun anggaran dengan tahun pelajaran, agar bisa berjalan seiring dan memudahkan. Syah saja. Ada sekolah terutama swasta yang sudah memulai. Tak menghalangi apabila satuan pendidikan tahun pelajaran tetap di Bulan Juli, namun penganggaran di mulai Bulan Januari.

Kedua, mempertimbangkan penetapan tahun pelajaran baru di luar negeri. Daoed Joesoef saat itu mempertimbangkan masa depan anak Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri. 

Pasalnya, tahun pelajaran baru di luar negeri rata-rata dimulai pada Bulan Juni. Sehingga, kebijakan tahun pelajaran baru ini diharapkan bisa memudahkan peserta didik Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun