Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ujian Memprihatinkan Akibat Banjir Lahar Dingin

9 April 2011   18:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bencana banjir lahar dingin Merapi yang masih terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sangat mengganggu persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Sehingga pelaksanaan ujian akhir sekolah di beberapa daerah di Kabupaten Magelang tersebut, berbeda dengan tahun lalu, terutama di kawasan bencana banjir lahar dingin di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Suasana belajar dan ujian akan sangat tidak nyaman. Para siswa Sekolah Dasar (SD) di daerah tersebut kebanyakan masih tinggal di pengungsian karena rumahnya berada di kawasan bencana banjir lahar dingin. Bahkan, ada di antara mereka kini tak lagi mempunyai tempat tinggal karena rumahnya hanyut diterjang banjir lahar. Beberapa wilayah yang menjadi korban banjir lahar dingin itu antara lain Kecamatan Srumbung, Salam, Ngluwar, Mungkid, Muntilan, dan Sawangan. SD Negeri Sirahan 01, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang adalah salah satu korban banjir lahar dingin. Gedung sekolah ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari aliran Sungai Putih, kondisinya cukup memprihatinkan karena terendam material lahar dingin berupa batu dan pasir setinggi 1 meter hingga 2 meter. Beberapa kali tanggul Sungai Putih di dusun tersebut jebol dan mengakibatkan puluhan rumah, termasuk gedung SD Sirahan 1, terendam material. Mengingat bahaya banjir lahar masih mengancam, warga pun mengungsi di beberapa tempat pengungsian. Gedung SD tersebut akhirnya dikosongkan dan tidak digunakan lagi untuk kegiatan belajar-mengajar. Dengan kondisi sekolah seperti itu, 10 siswa kelas VI SD Sirahan 01 terpaksa mengikuti ujian sekolah yang berlangsung (pada tanggal 4 s/d 8 April 2011) di sebuah rumah penduduk. Mereka melakukan ujian sekolah di rumah milik Ny Endang di Dusun Purwosari, Desa Sirahan, yang berjarak sekitar 500 meter dari sekolah yang relatif aman dari jangkauan banjir lahar dingin. Meskipun para siswa mengerjakan soal ujian di rumah berlantai keramik dengan fasilitas meja dan kursi seperti di sekolah, mereka mengaku kurang nyaman. Linda Nurul Alifa, seprang siswa yang kini mengungsi di Balai Desa Tersan Gede, mengatakan, dalam mengerjakan soal ujian merasa kurang konsentrasi. Menurut dia, situasi belajar lebih nyaman di sekolah meskipun sebelumnya para siswa telah mengikuti kegiatan belajar-mengajar di rumah tersebut sejak Januari 2011 sejak sekolahnya diterjang banjir lahar dingin. Ia mengaku kurang maksimal mempersiapkan diri menghadapi ujian. Saat mengikuti pembelajaran di rumah penduduk dan ia juga merasa sulit memahami penjelasan guru, apalagi dalam kondisi pengungsian yang tidak nyaman untuk belajar. Siswa lainnya, Wahyu Anggraeni, juga mengungsi di TPA Tanjung, Muntilan. Ia mengaku susah untuk belajar di pengungsian, terutama pada malam hari. Kondisi pengungsian penuh dan berisik, serta panas sehingga sulit berkonsentrasi.

Kepala SD Negeri Sirahan 01, Katam mengatakan, kondisi para siswa yang mengikuti ujian sekolah tahun ini memang memprihatinkan. Mereka tidak dapat menerima pelajaran dan melakukan persiapan ujian secara optimal. Mereka hanya bisa belajar di rumah warga dengan prasarana yang sangat terbatas. Menurutnya, persiapan tidak optimal karena prasarana terbatas sementara kondisi mental siswa kurang siap. Ia berharap, meskipun suasana belajar kurang mendukung, para siswa kelas VI diharapkan bisa lulus semua. Katam mengatakan, akibat luapan banjir lahar dingin Sungai Putih sejak Januari 2011, kegiatan belajar-mengajar memang terpaksa dipindahkan ke sejumlah rumah penduduk, karena kondisi ruang sekolah sangat tidak memungkinkan. Sebelumnya sejumlah siswa sempat dititipkan di beberapa sekolah lain pada awal banjir lahar. Namun, baru beberapa hari banyak yang tidak berangkat sekolah. Dengan kondisi tersebut kemudian pihak sekolah meminjam rumah warga yang tidak terlalu jauh dari sekolah untuk kegiatan belajar-mengajar. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang Musyowir mengatakan, meskipun pelaksanaan ujian di tempat darurat, pihaknya menjamin tetap berlangsung lancar. Koordinasi dengan unit pelaksana teknis dinas pendidikan di kecamatan setempat sudah dilaksanakan, yaitu meminta agar memfasilitasi dan membantu agar kegiatan belajar-mengajar maupun ujian sekolah dan ujian nasional pada Mei mendatang dapat berjalan lancar.

Sedangkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMP dan SMA, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat, meminta kepada sekolah-sekolah yang terkena dampak banjir lahar dingin, agar mengasramakan siswanya guna mengantisipasi keterlambatan siswa ke sekolah pada saat mengikuti UN. Banjir yang menyebabkan sejumlah jembatan utama (Jembatan Tlatar, Srowol dan Prumpung di Magelang) terputus, mengakibatkan sebagian siswa terkendala transportasi menuju ke sekolahnya. Nantinya siswa yang berada di asrama selama UN berlangsung sekitar satu minggu, dapat dibimbing oleh guru-gurunya di asrama tersebut. Sekolah yang diminta mengasramakan siswanya itu, adalah sekolah-sekolah yang siswanya banyak berasal dari daerah bencana banjir lahar dingin. Diantaranya di Kecamatan Salam, Srumbung, Dukun, Sawangan, Muntilan, Ngluwar dan Mungkid. Pelaksanaan UN tingkat SMA/MA akan berlangsung pada tanggal 18 s/d 21 April, dan SMK pada 18 s/d 20 April. Sedangkan tingkat SMP/MTs berlangsung pada tanggal 25 s/d 28 April 2011.

Sekolah dapat menempatkan siswanya di asrama sebelum hari pelaksanaan UN tersebut dengan biaya dari sekolah masing-masing. Sungguh ujian yang benar-benar sangat memprihatinkan ! Mudah-mudahan seluruh siswa tersebut dapat menyelesaikan ujiannya masing-masing dan berhasil lulus semua. (EN)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun