Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sungai Luas di Bengkulu Mengandung Emas Murni

3 Desember 2011   22:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 2678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungai Luas yang terletak di Kecamatan Moearasahoeng, Kabupaten Kaur Tengah, Propinsi Bengkulu, ternyata mengandung butiran emas murni. Butiran emas yang bercampur dengan pasir sungai tersebut telah ditemukan warga masyarakat dari beberapa desa di Kecamatan Luas dan Kecamatan Moearasahoeng. Mereka memperoleh emas tersebut dengan cara didulang menggunakan alat tradisional berupa ayakan pasir dari kawat halu atau benang nelon.

[caption id="attachment_153479" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi (Istimewa)"][/caption]

Menurut Ketua Badan Pemerintah Desa (BPD) Desa Tuguk Kecamatan Luas Suardi, pada hari Sabtu 03 Desember 2011, setelah ditemukan butiran emas murni oleh seorang warga sejak enam bulan lalu, mereka ramai mendulang pasir sungai tersebut. Bagi warga yang beruntung atau lagi ketiban rezeki setiap hari bisa mendapatkan satu gram emas, namun kadarnya belum bisa diketahui karena tidak ada alat khusus, tapi butiran emas itu murni.

Untuk kemurnian emas tersebut telah diakui oleh seorang pedagang emas di daerah setempat. Pedagang emas itu membeli hasil yang didapat para warga yang mendulang dengan harga rata-rata Rp.200 ribu per-gram. Sedangkan harga emas murni di toko mencapai Rp.480 ribu per-gram.

Sebelumnya warga Kecamatan Luas pernah mendulang di wilayahnya sendiri, namun tidak secara rutin seperti dibagian hulu Sungai Luas pada wilayah Kecamatan Moearasahoeng.

Saat ini keberadaan potensi emas itu sedang diteliti oleh tim geologi Dinas Pertambangan, Kehutanan dan Perkebunan setempat, sedangkan di wilayah Kecamatan Moearasahoeng, informasinya sudah positif dengan kadar rata-rata di atas 60 persen.

Sementara itu menurut Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertambangan Kabupaten Kaur, M. Ali Paman, membenarkan bahwa memang ada potensi emas di sepanjang Sungai Luas tersebut. Rencananya bila sudah ditemukan hasilnya akan ditawarkan ke investor luar daerah, namun menurut para ahli bahwa kandungan emas murni itu berada dalam kawasan hutan lindung di sepanjang Bukit Barisan dari wilayah Mukomuko hingga Kabupaten Kaur.

Menurut sejarahnya berdasarkan cerita legenda warga setempat, emas yang didulang warga masyarakat saat ini berasal dari kerajaan Sriwijaya yang lokasinya diperkirakan dalam kawasan pegunungan Bukit Rajo Mendaro dan sengaja ditebar rajanya di wilayah Kabupaten Kaur. Pada saat kerajaan itu berakhir tahun 1.200 M, sebagian besar kekayaan kerajaan berbentuk emas dan dilebur menjadi serbuk, lalu serbuk itu ditebar di beberapa anak sungai salah satunya di Sungai Luas ini.

Mendulang emas di sungai-sungai, di sumatera, khususnya di wilayah tengah pulau Andalas ini sudah menjadi tradisi warga masyarakat di daerah tersebut. Sebulan yang lalu juga warga masyarakat Muara Dua telah mendulang emas di Sungai Are di Desa Ujanmas Kecamatan Sungai Are OKU Selatan, Sumatera Selatan. Daerah yang biasanya sepi dan hanya menjadi lokasi pemandian warga setempat, mendadak menjadi ramai seperti pasar setelah para warga beramai-ramai berburu butiran emas murni di dasar sungai tersebut. Mereka menggunakan peralatan seadanya. Kejadian itu bermula dari seorang warga yang bernama Ujang mencoba mendulang pertama kali mendapatkan butiran emas murni di sungai tersebut sebesar 1,8 gram.

Lalu kabar itupun tersebar kewarga lainnya, sehingga kesokan harinya warga setempat beramai-ramai berburu emas di Sungai Are bagian hulu Desa Ujanmas tersebut. Hasilnya lumayan, bagi warga yang beruntung dapat menghasilkan butiran emas seberat 1-2 gram, bahkan ada yang mendapatkan 2,3 gram setelah mengangkat dan mendulang tanah dalam sehari. Apalagi emas tersebut laku dijual sekitar Rp.320 ribu hingga Rp.350 ribu per-gramnya. Untuk menjual hasil dulanganpun tidak sulit, karena hampir setiap warung manisan di Desa Ujanmas mau membeli butiran emas meskipun dalam jumlah kecil, bahkan pengumpul butiran emas juga datang ke lokasi tersebut. Ternyata sudah terbukti lagi bahwa pulau Sumatera atau pulau Andalas tanahnya banyak mengandung emas.-

* (Sumber dari berbagai media)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun