Gunung Marapi yang terletak di kawasan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, statusnya menjadi waspada II setelah mengeluarkan asap putih tebal setinggi 100 meter mengeluarkan debu vulkanik pada hari ini Minggu 28 Agustus 2011. Gunung Marapi tersebut sejak meletus tanggal 03 Agustus 2011 lalu kembali mengeluarkan asap putih tebal sekitar pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB, sebelumnya, pukul 08.00 WIB telah mengeluarkan asap hitam pekat setinggi 100 meter berlangsung selama 10 menit. Saat ini asap yang keluar berwarna putih dan tampak terus menerus. Kemudian kabut tebal menutup pemandangan asap yang keluar dari kawah.
Sementara itu aktivitas vulkanologis lebih nyata terjadi pula di Gunung Lokon, Sulawesi Utara, yang dilaporkan meletus pada pukul 10.00 WITA, hari ini juga. Gunung Lokon dan Gunung Marapi, sebagaimana hampir seluruh gunung dan pegunungan Indonesia, merupakan bagian dari Ring of Fire di Asia-Pasifik.
Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMB) masih memberlakukan status Waspada level II terhadap Gunung Marapi. Dengan status Waspada II masyarakat dan pendaki dilarang mendaki gunung tersebut hingga tiga kilometer dari puncak. Pemantauan aktivitas gunung terus dilakukan menggunakan tiga seismograf yang dipasang di ketinggian 2.000 meter tepatnya di Batupalano dan digital analog di ketinggian 1.500 meter di Lasi.
Gunung Marapi yang juga dikenal sebagai Berapi memiliki ketinggian 2891,3 m dari permukaan air laut. Sebagai salah satu gunung yang paling aktif di Sumatera, Marapi sudah sering meletus. Terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat kira-kira sudah 454 kali melatus, 50 di antaranya dalam skala besar, sedangkan sisanya dalam skala kecil dengan mengeluarkan abu belerang. Gunung tersebut merupakan objek wisata yang sering dikunjungi oleh pada wisatawan. Di antara sekian banyak gunung yang ada di Sumatera Barat Gunung Marapi sudah memiliki jalur tetap untuk para pendaki, sehingga memudahkan para pendaki untuk melakukan pendakian. Di gunung ini, terdapat bunga edelwis yang tumbuh bermekaran di sekitar lereng gunung, yang menambah indahnya pemandangan Gunung Marapi.
Gunung Marapi berada dekat dengan kota Bukittinggi, tepatnya di sekitar Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Pernah meletus pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh. Juga pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Letusan tersebut dikatakan juga mengeluarkan batu dan lumpur yang menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima daerah kawasan pemukiman penduduk setempat.
Untuk itu diharapkan kondisi ‘waspada II’ Gunung Marapi tersebut tidak meningkat dan kepada para warga sekitar untuk selalu tetap waspada mengikuti perkembangan lebih lanjut.-
*(Sumber dari berbagai media)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H