Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Parcel yang Indah Telah Dikirim ke Rumahku

23 Agustus 2011   20:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13013791301221151128

Tepat pukul 12.15 WIB pada hari Senin kemarin, saat aku baru saja selesai shalat Dzuhur tiba-tiba aku dikejutkan oleh bunyi dering handphone yang ada disaku celanaku. Ternyata mantan kekasihku yang menelepon. Cukup lama aku berpikir untuk menerimanya. Ada kabar apa sebenarnya dia meneleponku, karena hal itu diluar kebiasaannya. Akhirnya setelah lama kupertimbangkan, kuterima juga telepon itu.

“Hallo… !” “Ya, hallo…… !” “Assalamu’alakum” “Wa'alaikumsalam…..” “Ayah........” “Ya…ada apa Bu…” “Ini Yah….ada paket kiriman dari Yogyakarta” “Apa….paket parcel, ya Bu?” “Nggak tahu nih….mungkin juga kali?” “Dibuka saja kalau gitu Bu…..” “Iya deh Ibu buka sekarang…..”

Aku bingung, siapa yang telah mengirimkan parcel untukku. Yang mengherankan parcel itu dikirim dari Yogyakarta lagi. Siapa sahabatku yang tinggal di Yogyakarta itu? Seingatku temanku disana banyak sekali. Aku jadi mengingat-ingat kembali terutama sahabat-sahabatku yang pernah aku temui dua bulan yang lalu. Ketika itu aku menghadiri pertemuan ‘Desa Rangkat’ di Ganjuran, Yogyakarta. Ada Pak Emmanuel Astokodatu, Mas Odi Shalahuddin, Mas Halim malik, Bowo Bagus, Afandi Sido, Devi Juniarsih dan rekan-rekan dari grup ‘Canting’. Tak ada yang terbesit dalam benakku siapakah sahabatku yang telah mengirimkan paket parcel itu.

“Ayah….isinya buku Yah….” “Apa Bu, buku?” “Iya ini buku antologi karya, bagus sekali bukunya Yah….” “Wah….bagus dong Bu….” “Ini parcel yang indah Yah…koq kita bisa mendapatkan ini sih?” “Ayah nggak tahu….nanti saja deh ayah lihat dulu parcelnya, sudah dulu ya Bu…Ayah mau kerja lagi,” kataku mengakhiri telepon dari rumah. Sementara aku masih belum tahu siapa pengirim paket parcel itu. Lalu aku mulai lagi dengan melaksanakan tugasku dengan mulai melupakan kabar paket parcel tersebut.

****************

Ketika tiba di rumah waktu itu tepat pukul 22.30 WIB aku langsung menanyakan paket parcel yang telah dikabari istriku tadi siang. Setelah aku lihat ternyata paket tersebut memang berisi sebuah buku yang indah kiriman ‘Indie Book Corner’ yang beralamatkan Gambiran Baru UH 5 Gang Ksatria II No.36 RT 45 RW 8 Yogyakarta. “Ini sih buku Malam Prosa Kolaborasi Bu….” “Iya tadi Ibu sudah membacanya…..bagus sekali isinya” “Baca yang bagian mana Bu…..” “Ibu baru baca ‘Sabda Semesta’ dan ‘Aku China, Kamu Jawa, Wo Ai Ni…’ bagus sekali prosanya Yah…” “Lho, pasti baguslah Bu…..ini karya kolaborasi yang manstaf” “Oiya tadi Ayah mau memberi tahu kenapa kita mendapatkan buku ini?” “Hehe….berarti Ibu belum membaca prosa ‘Curahan Hati Nunil’ ya…?” jawabku dengan senyum. Aku baru sadar kalau pernah menjadi peserta festival Malam Prosa Kolaborasi (MPK) di Kompasiana pada tanggal 10 - 11 Juni 2011 yang lalu. Lalu aku membuka buku itu pada halaman 125, disana terdapat tulisan prosa karya kolaborasiku dengan R-82. Aku memang telah terdaftar sebagai peserta MPK No.228 bersama dengan sahabatku R-82 (Syaroni). Kemudian aku buka halaman 735, ternyata ada sebuah puisi : Prosa Kolaborasi dalam Puisi Oleh : Edy Priyatna

Angin malam kerap mengibaskan rambutmu jadi layarku arungi samudera demi laut pertemuan kita kerlingkan mata hingga tertutup bibir tipismu turuti jiwa bergetar menangkap rasa nan bergelora dalam raga riakpun menepati janji dia datang ke pantai ini bersama jemari mengurai kembang, rambut tergerai lembut serta bibir yang dahaga akan nyiur hijau sekelebat hilang dalam pipa putih dirimu seranum nyiur, diriku setajam sabit begitu bisikan yang terdengar datang dari ujung laut entah siapa……..

Kita balik kembali setelah lama ditinggalkan orang-orang pinggiran yang acuh tempat peraduan kasih kita memadu rasa dan menyimpan duka kesejukan yang terancam gelombang besar bergemuruh tiba dari ufuk kasat penglihatan yang menelan setiap tegak disisi lautan membawa ikan-ikan berenang jauh menggulung apapun yang ia inginkan sehingga menghasilkan sepi dan rasa sunyi yang senyap……….

Kita tak terpengaruh siang atau malam tetap datang ke pantai nan selalu menyambut emosi yang sama melumat ujung pangkal tubuh menelan tumbuh kita memuntahkan seribu petaka mungkin akan ada yang terlahir disini bagai perompak laut berambut gimbal berdoa memohon titipanNya “Tuhanku……….tolong kirim titipan untukku……titipan yang cocok dengan emosiku……” lalu berkata kecil, sesuatu tentang kebun indah dan musim semi namun berubah bisikan tentang orang yang lari menuju lautan yang menganga melumat sesaat…..

Kita tak pernah gelisah menggenggam tangan bersama-sama melangkah menuju samudera menentang prahara gelombang dahsyat bagai bahtera jiwa diatas lautan luas dengan badai ganas bergelora kalbu memporakporandakan kerang dari titik yang dalam hingga melarutkan sepi karena rasa kasih yang membatu dihati dalam ketenangan jiwa masih terdengar suara sayup-sayup “…dimana suaramu, masih sirnakah?” entah siapa……..

Kita akhirnya pulang meninggalkan pantai kelam tanpa nyiur tanpa bulan tanpa bintang tanpa sepi tanpa sunyi tapi dengan senyum dan dengan sinar cerah dari tepi goresan pasir putih lambang cinta kita yang perlahan-lahan terhapus ombak-ombak mengejar kita menguap terbang kedalam jantung hati saat mentari datang mengintip kaupun tertunduk layu namun tetap gemulai raut tampak sukacita kembali ketika berbenah diri ketika menyisir rambut ketika mengusap mata dalam melanjutkan perjalanan waktu telah memainkan cinta kita…………..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun