Tim mahasiswa Departemen Biologi IPB telah berhasil menciptakan "Si Edo" (edukasi-dongeng) sebagai media pendidikan yang mengangkat dongeng sebagai media alternatif dalam pembentukan karakter "greenkids" bagi siswa SD di Dramaga, Bogor. Tim tersebut telah menemukan metode mendongeng melalui media boneka tangan, layar karikatur, teater, dan pantomim yang telah dimodifikasi dengan mengusung tema lingkungan.
Tim mahasiswa IPB arahan dosen pendamping Dr Triadiati, M.Si tersebut terdiri atas Siti Lutfiyah Azizah (Ketua Tim), Nurul Hikmawati, Siti Suraehah Tul Azhari, Fitria Dewi, dan Shofia Mujahidah.
Menurut Ketua tim Siti Lutfiyah Azizah, di Bogor hari Rabu 14 Desember 2011 kemarin menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya meletakkan sampah pada tempatnya perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Pembentukan karakter "green kids", akan membuat anak terbiasa menjaga lingkungan sejak usia dasar dan berdampak pada kebersihan lingkungan masyarakat dan negara.
Saat ini tradisi mendongeng di kalangan anak-anak Indonesia cenderung menurun seiring dengan maraknya permainan-permainan modern masa kini. Di tengah maraknya permainan modern, Tim mahasiswa tersebut berhasil mengangkat "Si Edo" (edukasi-dongeng) sebagai media pendidikan yang mengangkat dongeng sebagai media pembelajaran yang efektif. Dongeng adalah cerita legenda di suatu daerah tertentu, baik berupa cerita rakyat, fabel, ataupun cerita lainnya. Dongeng juga merupakan tradisi nenek moyang kita dalam menanamkan nilai-nilai luhur kemasyarakatan kepada anak-anak. Media dongeng dapat membentuk kecerdasan emosional dan karakter positif seseorang yang ditanamkan sejak kecil.
Sebelum memulai program ini tim mahasiswa tersebut telah melakukan pengamatan singkat. Hasilnya adalah kurangnya kesadaran anak-anak usia pendidikan dasar untuk meletakkan sampah pada tempatnya. Kurangnya media sosialisasi untuk meletakkan sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan.
Disamping itu juga terbatasnya peran sekolah dalam mensosialisasikan kebersihan lingkungan yang lebih spesifik, sehingga pembelajaran mengenai kebersihan lingkungan membutuhkan realisasi dan contoh yang konkret. Untuk itu diperlukan metode alternatif untuk meningkatkan kesadaran anak-anak agar peduli dengan lingkungan sekitar, khususnya membiasakan diri untuk meletakkan sampah pada tempatnya.
Pelaksanaan metode edukasi dongeng tersebut tetap dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah walaupun pada era modern sekarang ini, karena dongeng yang menarik pasti akan disukai oleh anak-anak Indonesia. Hingga saat ini para guru-guru di TK maupun SD masih melakukan mendongeng dikelasnya, sehingga akan memudahkan penerapan metode baru tersebut.
Dengan telah ditemukannya metode mendongeng tersebut, diharapkan mulai sekarang ini media yang dapat membentuk kecerdasan emosional dan karakter positif itu dapat segera diterapkan keseluruh sekolah dasar sehingga menjadi sangat bermanfaat bagi seluruh anak-anak Indonesia.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H