Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hujan 'Bintang Jatuh' Meteor Perseid Terjadi Pagi Ini!

12 Agustus 2011   19:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:51 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini (13 Agustus 2011) kompasianer berkesempatan untuk menayaksikan meteor atau ‘bintang jatuh’ melesat dari langit. Puncak hujan meteor Perseid yang merupakan salah satu hujan meteor paling besar yang selalu terjadi setiap tahunnya akan segera berlangsung saat ini.

[caption id="attachment_128693" align="aligncenter" width="500" caption="Meteor Perseid (kompas.com)"][/caption]

Pada puncak hujan meteor tersebut diperkirakan akan ada sejumlah 60-120 meteor yang dapat diamati setiap jamnya. Menurut situs astronomi Space.com, Rabu, 11 Agustus 2011, waktu pengamatan yang paling tepat adalah sekitar pukul 01.00 dini hari waktu masing-masing daerah.

Dengan cara mengarahkan pandangan ke arah timur laut, tempat rasi Perseus, akan terlihat secara jelas hujan meteor itu. Meteor akan bergerak secara radian dari bagian atas rasi bintang tersebut. Namun, pengamatan kali ini agak terganggu cahaya bulan yang terang mendekati purnama. Langit benar-benar gelap hanya beberapa menit saja menjelang matahari terbit.

Pada saat hujan meteor Perseid berlangsung, hujan meteor Delta Aquarid pun akan terjadi. Hanya saja, jumlah meteor yang bisa disaksikan mungkin tak sebanyak Perseid. Hujan meteor Delta Aquaruds sebenarnya sudah terjadi sejak 14 Juli 2011 lalu dan masih akan berlangsung hingga 18 Agustus 2011 mendatang.

Setiap bulan Agustus, bumi memasuki bekas lintasan komet itu sehingga debu-debu dan batu yang tersisa di lintasan komet masuk ke atmosfer Bumi sebagai hujan meteor, dengan kecepatan sekitar 60 kilometer per detik. Meteor Perseid berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle. Posisi terdekat komet ini dengan Matahari yang terakhir terjadi pada 1992.

Walaupun hujan meteor Perseid sudah berlangsung sejak tahun 1990-an, hingga kini hujan meteor tersebut masih tetap terjadi. Menurut Hakim, hal itu terjadi karena besarnya diamater inti komet, yang menurut Space.com mencapai 9,7 kilometer. Meskipun terjadi berulang kali, hujan meteor ini tidak akan menimbulkan efek berarti bagi bumi. Dalam jangka panjang, banyaknya hujan meteor bisa menimbulkan penumpukan debu di bagian atas atmosfer bumi sehingga bisa menghalangi cahaya Matahari.

Dikarenakan adanya cahaya bulan terang maka hujan meteor Perseid tahun ini termasuk bukan yang terbaik. Sementara meteor Delta Aquarids akan bergerak dengan kecepatan 42 kilometer per detik. Wilayah tropis Bumi bisa menyaksikan hujan meteor ini lebih baik dibanding wilayah lain.

Melihat satu demi satu bintang jatuh dari langit merupakan pengalaman yang mengesankan. Apalagi Sambil menanti waktu sahur hingga matahari terbit. Seperti yang terjadi pagi ini ketika hujan 'bintang jatuh' meteor Perseid berlangsung di langit belahan utara. Semangat menyaksikan!

*(Sumber dari berbagai media)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun