Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FF] Malu Tampil Pada Ulang Tahun Rangkat

8 Oktober 2011   21:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:11 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cermin : Edy Priyatna

Setiap ada kegiatan yang khusus di Desa Rangkat, aku tidak pernah absen untuk mengikutinya. Pada syukuran hari ulang tahun desa yang Pertama di Villa LACITRA Desa Rangkat, aku dengan sigap membantu menyukseskannya termasuk mengatur acara yang telah menjadi kebiasaan disana. Dimana semua warga desa diwajibkan tampil ke depan podium untuk menyampaikan kesan dan pesan selama menjadi warga desa. Hal itu merupakan sebuah keunikan tersendiri yang ada di Indonesia dan hanya ada di desa ini. Mulai dari Kades Rangkat berserta perangkat desanya hingga RW, RT dan Hansip serta semua warga masyarakat desa tampil dengan gayanya masing-masing.

Sudah dua kali acara unik itu dilaksanakan. Dari seluruh warga yang hadir, ada satu orang tetanggaku yang selalu menghilang ketika acara itu dimulai. Arifin Basyir namanya, dia sebenarnya warga desa yang sangat rajin. Bahkan oleh Bu Kades dia telah dijuluki ‘tukang ngurus sapi’ desa yang hebat.

Setelah aku selidiki ternyata dia itu orangnya minder. Sehingga pada saat acara ulang tahun tersebut dimulai aku berusaha menjaganya agar tidak menghilang. Kemanapun dia pergi aku selalu mengikutinya. Bahkan saat dia pergi ke toilet, aku tetap menjaganya hingga dia keluar.

Ketika tiba giliran maju ke podium, Arifin dipanggil oleh pembawa acara Jingga dan Ibay. Namun dia sempat tidak bersedia berdiri dari bangkunya. Sementara semua warga memberi aplaus dan semangat. Lalu setelah aku membujuknya diapun bersedia tampil dan langsung aku mengantarnya naik ke atas panggung. Diatas panggung dia tersenyum dan cukup lama berdiam sambil berdiri. “Hmm........sebenarnya besar kemaluan saya berada di depan teman-teman semua tetapi karena didorong-dorong akhirnya berdiri juga...,” kata Arifin dengan lugu. Seluruh warga desa bersorak gembira pada saat itu. Akhirnya acara syukuran itupun berlangsung dengan sangat meriah dan luar biasa.-

(Pondok Petir, 08 Oktober 2011)

___________________________________________________ DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun