Ibu Fatmawati merupakan putri asli Bengkulu yang menjadi isteri Soekarno pada saat kemerdekaan Indonesia, pada saat itu sejarah mencatat Ibu Fatmawati yang menjahit Bendera Pusaka Merah Putih pertama ketika proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
[caption id="attachment_126931" align="aligncenter" width="482" caption="Pengibaran Bendera ‘Merah Putih’ Pusaka 17 Agustus 1945 (Foto oleh: Frans Mendur/IPPHOS)"][/caption]
Pembuatan Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bahan dasarnya dipesan melalui tentara Jepang. Menurut Sukmawati Soekarnoputri, putri Soekarno (Presiden RI Pertama), bahwa diawal kemerdekaan Bapak sudah pesan beberapa gulungan kain dasar warna merah dan putih kepada tentara Jepang, ketika bahan dasar itu didapat, barulah Ibu yang ditugaskan untuk menjahitnya.
Sukmawati Soekarnoputri, putri Soekarno (Presiden RI 1945 - 1966) dengan Ibu Fatmawati itu mengisahkan sejarah Pembuatan Bendera Merah Putih Pusaka, dalam penutupan acara "Merajut Nusantara" di Kota Bengkulu, pada akhir Juli 2011 lalu. Ia mengisahkan, saat itu Ibu Fatmawati dalam keadaan mengandung putra sulung, Guntur Soekarnoputra, sehingga Ibu Fatmawati sesekali terisak dalam tangis sambil menjahit bendera merah putih karena ia tidak percaya Indonesia akhirnya merdeka dan mempunyai bendera dan kedaulatan sendiri.
"Merajut Nusantara" merupakan pagelaran menjahit duplikat bendera pusaka merah putih dalam rangka napak tilas perjuangan Ibu Fatmawati, Ibu Fatmawati merupakan tokoh sejarah kunci kemerdekaan Indonesia.
Menjahit bendera pusaka, bendera pertama Indonesia adalah takdir dari ibu Fatmawati dan dia adalah putri dari Provinsi Bengkulu. Pada awal kemerdekaan Presiden Soekarno memang telah menyiapkan bendera untuk Indonesia yang bahan dasarnya dipesan pada tentara Jepang, tentu saja tanpa sepengetahuan penjajah jika bahan dasar kain berwarna merah dan putih itu digunakan untuk membuat sebuah bendera bagi bangsa yang pada saat itu sedang dijajah oleh Jepang.
[caption id="attachment_126932" align="aligncenter" width="482" caption="Suasana upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 (Foto oleh: Frans Mendoer/IPPHOS)"][/caption]
Pada saat bendera pusaka dikibarkan di istana yang menandakan Indonesia merdeka, Ibu Fatmawati pada waktu itu berurai air mata, karena ia menyadari sesuatu yang mustahil telah diraih oleh bangsa Indonesia yakni kemerdekaan. Sejarah Bengkulu sangat dekat dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Begitu besar jasa Ibu Fatmawati bagi bangsa dan negara.
Tanpa terasa sudah enam puluh enam tahun Indonesia Merdeka, berarti bendera pusakapun usianya sudah enam puluh enam tahun. Sejarah Ibu Fatmawati, Bengkulu dan Bendera Pusaka, seperti tenggelam oleh usianya sendiri. Mudah-mudahan pada event 'Merajut Nusantara' yang akan datang akan lebih sukses lagi dari tahun ini.-
Semangat Merayakan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus. Selamat Menunaikan Ibadah puasa…… M E R D E K A!!!
*(Sumber dari berbagai media)