Pemerintah provinsi DKI Jakarta akan mengeruk Kali Angke pada tahun 2012, demikian pernyataan Gubernur Fauzi Bowo saat melepas peserta lomba perahu naga yang diselenggarakan di Kali Angke, dalam Festival Kali Angke Tzu Chi 2011, di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Sabtu 09 Juli 2011.
Menurut Fauzi Bowo, wariskan anak cucu kita sebuah sungai yang jernih, untuk itu Gubernur mengajak seluruh masyarakat untuk mewujudkan Kali Angke menjadi objek wisata air di Jakarta Utara. Karenanya, ia juga meminta agar warga Kali Angke menjaga kebersihan kali tersebut. Dengan diadakannya festival perahu naga yang akan diagendakan setiap tahun ini, maka Kali Angke nantinya akan selalu dikeruk, namun warga pun tetap diminta partisipasinya untuk menjaga kebersihan kali. Terutama warga Kapuk Muara dan Penjagalan yang berada persis di kali dekat Kali Angke. Sebab, kalau Kali Angke bersih dari sampah dan lumpur, wilayah Penjaringan, khususnya Pluit tidak lagi mengalami kebanjiran.
Dalam acara tersebut Gubernur bersama Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, Wakil Ketua Yayasan Budha Tzu Chi, Sugianto Kusuma dan jajaran terkait turut menyusuri sepanjang Kali Angke dengan menaiki perahu hias yang dikawal dengan puluhan perahu hias lainnya. Konvoi perahu hias dan lomba perahu naga yang diselenggarakan di sepanjang Kali Angke dapat menanamkan rasa memiliki yang lebih dalam terhadap Kali Angke. Dengan begitu warga Kapuk Muara dan sekitarnya bisa ikut merawat dan menjaga kebersihan Kali Angke.
Setelah melihat kondisi Kali Angke kemarin, Gubernur berjanji akan menyelesaikan penurapan Kali Angke dan berkordinasi dengan pemerintah pusat. Untuk pengerukan kali baru 20% yang berhasil dikeruk dan kita akan lanjutkan pengerukan Kali Angke dengan bantuan Bank Dunia sehingga sistem drainase dan pompa air yang telah ada bisa berjalan secara maksimal. Alhasil, warga Kapuk Muara akan terbebas dari bahaya banjir yang kerap mengancam.
Fauzi Bowo juga mengakui, bahwa ia sudah mendapat surat keluhan dari H Oman, tokoh masyarakat, tentang dangkalnya sungai tersebut. Sebelum diselenggarakan lomba perahu naga, Kali Angke telah dikeruk oleh masyarakat. Untuk itu, dia berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang telah melakukan pengerukan Kali Angke tersebut.
Setelah dilakukan pengerukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, ternyata 80 persen adalah limbah dan 20 persennya lumpur. Diperkirakan masih ada sekitar 350 meter lagi wilayah Kali Angke yang belum dikeruk, yang ada di sisi barat, yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Sedangkan di sisi selatan Kali Angke, merupakan kewenangan Kementerian PU yang rencananya akan dilakukan pengerukan pada tahun anggaran 2012.
Sementara menurut tokoh masyarakat Penjaringan, H Oman, Kali Angke itu sering meluap akibat pendangkalan sungai. Wilayah Penjaringan sering mengalami kebanjiran, akibat meluapnya sungai tersebut. Pelaksanaan pengerukan Kali Angke memang sangat dinantikan warga setempat, setidaknya dengan dikeruknya Kali Angke yang berada di wilayah Kecamatan Penjaringan dapat meminimalisir banjir yang kerap melanda wilayah Kelurahan Pejagalan dan Kapuk Muara. Mengingat dua kelurahan itu dibatasi oleh Kali Angke yang membentang dari sekitar Jembatan Teluk Gong hingga ke Pluit yang terjadi pendangkalan yang cukup memprihatinkan.-
*(Sumber dari berbagai media)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H