Real Estate Indonesia (REI) menyatakan siap membangun rumah murah setelah melakukan kajian mendalam. Ketua Umum REI Setyo Maharso kemarin mengatakan pihaknya selaku perhimpunan pengembang swasta di Indonesia telah menyelesaikan kajian kelayakan pembangunan rumah murah. Dan saat ini REI siap jika diminta pemerintah untuk itu asalkan ada payung hukum yang jelas. Ia menuturkan berdasarkan kajian dari REI terkait rumah murah, harga rumah murah versi pengembang berada di rentang Rp 20-30 juta per unit untuk tipe 36. Dengan harga sebesar itu, pengembang sudah bisa mengantongi margin yang diinginkan. Bagi pengembang masalah regulasi menjadi penting karena menyangkut kepastian lahan yang akan dibangun. Ia berharap adanya regulasi dari Kementerian Perumahan Rakyat bisa memfasilitasi penyediaan lahan oleh pemerintah daerah. Saat ini REI menjadi salah satu perhimpunan pengembang swasta terbesar di Indonesia.
Dengan demikian Perum Perumnas bakal mendapat saingan dalam pengembangan rumah super murah. Sementara itu rencana pengembangan rumah murah versi Perum Perumnas rencananya baru akan dilakukan paling lambat Agustus 2011. Hal ini karena Perumnas harus menunggu cairnya anggaran subsidi perumahan atau public service obligation (PSO) sebesar kurang lebih Rp 500 miliar. Perumnas ditugaskan oleh pemerintah untuk menyiapkan pengembangkan rumah murah seharga Rp 20-25 juta per unit. Tahun ini setidaknya ditargetkan bisa terealisasi 100.000 unit rumah murah.
Pemerintah tahun ini rencananya memang akan membangun rumah super murah di beberapa wilayah di Jawa dan Luar Jawa. Di Jawa Timur di sekitar Malang, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Barat. Namun untuk Bali dan Jakarta (Jabodetabek) masih belum diputuskan karena harga tanahnya cukup mahal.
Banyak orang yang menyangsikan kalau rumah super murah tipe 36 dengan harga Rp20-25 juta per unit tersebut bakal tidak layak huni. Namun Perumnas telah menjamin rumah tersebut tatap layak huni. Rumah tersebut nantinya berdinding batu dan diplester serta atapnya seng atau asbes.
Akhirnya masyarakat menjadi bertanya-tanya, sebenarnya untuk siapa rumah super murah tersebut di bangun? Karena jika memang untuk masyarakat yang belum memiliki rumah atau masyarakat yang miskin pada umumnya, kenapa Pemerintah tidak menyesuaikannya dengan kemampuan masyarakat tersebut?
*(Sumber dari berbagai media)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H