Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Grebeg Gethuk Tradisi Hari Jadi Kota Magelang

12 April 2011   07:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Magelang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak di tengah-tengah kabupaten Magelang. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Hari Senin kemarin (11 April 2011) masyarakat Kota Magelang, beramai-ramai berebut gunungan gethuk atau sering disebut dengan grebeg gethuk. Gethuk adalah makanan khas Magelang yang terbuat dari bahan dasar ketela pohon. Sementara, grebeg gethuk merupakan rangkaian puncak memperingati Hari jadi Kota Magelang yang ke-1105. Acara yang dipusatkan di alun-alun itu selalu dinanti-nanti warga karena mereka bisa berebut menikmati makanan khas itu dengan cara yang unik dan hanya diadakan setahun sekali. Dalam acara itu, ratusan gethuk disusun sedemikian rupa menyerupai miniatur gunung Tidar dan tower air minum yang menjadi ciri khas kota Magelang. Gethuk gunung Tidar diwarnai dengan warna hijau, sedang tower berwarna coklat serupa dengan tower di alun-alun. Dibanding dengan tahun lalu, acara grebeg gethuk kali ini terkesan lebih sederhana, namun secara keseluruhan acara tersebut terbilang meriah.

1302592061450453768
1302592061450453768
Sigit Widyoniniti, Wali kota Magelang yang memimpin langsung acara tersebut, sebelum memasuki lapangan upacara Walikota dikirab terlebih dahulu dengan menggunakan kereta kencana oleh barisan prajurit berpakaian keraton. Ia didampingi istri, menyusul Ketua DPRD Hasan Suryoyudho dan istri dan segenap muspida. Mereka tampak berpakaian raja dan ratu kerajaan jawa. Para seluruh tamu undangan dan peserta upacara pun mengenakan pakaian adat jawa. Uniknya lagi, aba-aba upacara tersebut menggunakan Bahasa Jawa.

Upacara tersebut dimeriahkan dengan marcingklung yang dimainkan oleh siswa-siswi SMPN IV, dan Seni Tradisional Trunthung serta Dayakan. Usai upacara, dilanjutkan dengan kirab budaya keliling Kota. Kirab budaya berlangsung ramai karena diikuti pula marching band Canka Lokananta dari Akademi Militer (Akmil) dan Liong Samsi dan kesenian tradisional lainnya. Kirab dimulai dari Alun-alun kemudian menyusuri jalan Pemuda, Jalan Tidar, Jalan Tentara Pelajar dan kembali ke alun-alun lagi. Warga pun berbondong-bondong menyaksikan kirab budaya ini. Menurut Kepala bagian Humas, Protokol dan Santel Kota Magelang Bambang Rijantoko, acara tersebut merupakan bentuk upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa gethuk adalah makanan asli Kota Magelang dan sudah menjadi ikon. Kami juga ingin mempertahankan budaya makanan tradisional di tengah serbuan makanan-makanan modern. Selain itu, kegiatan kirab budaya sekaligus untuk menggali potensi budaya yang ada di Kota Magelang dan untuk pengembangan pariwisata.

Semoga tradisi Grebeg Gethuk akan selalu diadakan demi melestarikan kebudayaan nasional. Dirgahayu Kota Magelang ! (EN).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun