Mohon tunggu...
edy mulyadi
edy mulyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Media Trainer,Konsultan/Praktisi PR

masih jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reshuffle, Sri, dan Skandal Bank Century

13 April 2017   14:29 Diperbarui: 13 April 2017   23:23 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sri, sang pejuang neolib

Bagaimana dengan Sri Mulyani? Setali tiga uang saja. Selama menjadi Menkeu, perempuan yang akrab disapa Ani itu juga lebih banyak beretorika. Berbagai kebijakannya tetap saja sarat dengan aroma neolib, satu mazhab ekonomi yang berhamba pada pasar bebas.

Pakem utama neolib adalah menyerahkan segala sesuatunya kepada mekanisme pasar. Biarkan pasar yang mengurus dirinya sendiri. Peran pemerintah harus dikurangi, kalau bisa, sampai tahap nihil. Segala bentuk intervensi pemerintah harus diminimalisasi. Subsidi adalah musuh utama pendistorsi pasar yang harus disirnakan.

Contoh terbaru bagaimana semangat neolib itu kembali ditunjukkan saat dia berbicara pada Seminar Ekonomi Makro, Senin (2/4) silam. Menurut dia, intervensi negara di bidang ekonomi tak selalu berdampak baik. Dominasi negara yang terlampau besar justru menghambat kemajuan, bahkan merusak.

Baginya, negara bisa maju kalau swasta diberi kebebasan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Maka, swasta termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), harus didorong agar mandiri. Tidak boleh bergantung pada bantuan pemerintah.

Bicara soal UMKM adalah bicara soal keberpihakan. Negara harus berpihak untuk membantu dan membesarkan UMKM. Membiarkan UMKM berkompetisi secara bebas dengan perusahaan swasta besar, sama saja membiarkan anak TK bertinju melawan anak SMA. Sangat gampang ditebak ending-nya. Si anak TK akan babak-belur, terkapar. Mati!

Sebagai Menkeu yang penganut dan pejuang pasar bebas, Ani juga setia dengan buku teks yang dipelajarinya. Saat negara dideras krisis, misalnya, langkah awal yang dilakukannya adalah memotong anggaran. Tahun silam, dia menggunting anggaran hingga Rp 73 triliun. Cara lain yang biasa dilakukan memotong berbagai subsidi yang berdampak pada naiknya berbagai harga kebutuhan dasar rakyat seperti listrik, BBM, gas, dan lainnya. Jelas ini kebijakan yang bukan saja tidak kreatif, tapi juga malas!

Ani juga getol menyenangkan para majikan asingnya. Caranya antara  lain dengan membuka pintu lebar-lebar masuknya investor asing lewat utang luar negeri. Bentuknya bisa berupa pinjaman dan atau penerbitan berbagai surat utang. Khusus yang disebut belakangan, Sri rajin mengobral obligasi dengan bunga supertinggi. Keruan saja dagangannya itu laris manis diborong para investor asing.

Atas jasa-jasanya menggerojok laba besar dari obligasi ke pundi-pundi asing inilah, Ani banyak menerima pujian. Mereka bahkan tidak segan mengganjarnya dengan berbagai penghargaan. Di antaranya Ani dinobatkan sebagai Menkeu terbaik di Asia versi Majalah Finance Asia. Di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura, majalah Emerging Market pada 2006 juga menobatkannya sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September2006. Di tahun yang sama, majalah Euromoneymenobatkannya sebagai EuromoneyFinance Minister of the Year.

Skandal Bank Century

Rupanya jasa Ani terhadap investor asing sangat besar. Berbagai penghargaan yang diterimanya ternyata tidak cukup. Itulah sebabnya, saat dia terbelit skandal Bank Century yang merugikan negara Rp6,7 triliun, para majikan asingnya berupaya menyelamatkannya. Tidak tanggung-tanggung, mereka mengangkat Sri menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun