Ini cerita tentang kita di kampung dan lingkungan kita.. Semasa SD gue punya segudang kisah2 tragis(baca : aneh) yang bikin gue kadang ketawa mendadak.hahaha, gitu ketawa gue.hampir setiap hari ada aja keanehan-keanehan yang terjadi.gue ceritain satu bagian aja dulu ya.
Dulu semasih SD, jam pelajaran pasti gue kalah ama jam istirahat gue.soalnya dulu santai, guru2nya kadang datang, kadang juga ga. Walaupun datang , ada dari mereka biasanya datang sebentar trus nyuruh kita2 cuman ngeringkas 1 bab di buku trus pergi lagi.tapi banyak juga yang bener2 serius ngajar, tapi sayang,jadinya gualakkkkk…hmm, kalau sekarang gue jadi mikir, karena gampangnya jadi guru,trus gaji gede, makanya banyak yg kuliah di universitas keguruan.ah ga nyambung.tapi sebelum gue cerita lebih lanjut gue mau ucapin rasa terima kasih dulu sama guru2 gue yang udah berjasa bikin gue bisa nulis di Kompasiana.walaupun ga bagus.
Pernah sekali, ada moment yg ga pernah gue lupain, kepala sekolah gue ke kelas ngajar. Wah suatu kehormatan bagi kita, didatangi kepala sekolah, dan kepala sekolah langsung turun tangan ngajar kita2.iya, padahal emang kyknya kepala sekolah dating gara2 di kelas ributnya minta ampun,.(begitulah cara kami mengisi waktu luang) mulia sekali bukan?
Suara ribut mendadak terhenti ketika ada sosok pendek berkacamata muncul tiba-tiba membuka pintu,
Kriotttttt(bunyi pintu)
Suasana saat itu kacau,ada yang terjebak dalam posisi merayap,ada yg posisinya didepan papan tulis, ada yang dibawah kolong bangku, ada yang diatas bangku, nah yang paling hebat ada yang terjebak dalam posisi melayang, anehnya dia tetap dalam posisi itu selama beberapa detik, bahkan semuanya juga sama…beberapa detik kemudian,,gedebuagggggg,,,akhirnya temen gue tuh landing juga, syukurlah, kami semua senang.horeeeee.
Dengan mata garang dan mulut gemetar, pak kepala sekolah bertolak pinggang serta berkata dengan ganasnya,
“Ada apa kalian ribut? Ga ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat? dan kami langsung pura2 ngepel, nyapu, mijitin temen, masak nasi, nyangkul, ah pokoknya bermanfaat deh..(freak)
Sudah sudah, kata pak kepala sekolah, pelajaran apa sekarang? Tambahnya
PPKN pak..jawab kami serentak,
Mana gurunya?
Belum datang pak…..
Baiklah,, bapak saja yang mengisi mata pelajaran ini.
Dan langsung saja bapak kepala sekolah membuka buku PPKN dan segera membuka pelajaran dengan materi Tenggang Rasa.
“ Tenggang rasa adalah dimana kita bisa merasakan apa yang orang lain rasakan anak2.kita harus peduli terhadap siapapun itu. Kita harus peka terhadap hal itu.” Pembukaan materi dari pak kepala sekolah.
Baru sepenggal penjelasan yang dipaparkan pak kepala sekolah, semua mata menjadi mendadak terfokus ke arah pintu masuk, coz ada yang membuka pintu.
Wah, ternyata ada orang gila mau masuk minta duit…sebagian dari kami ada yg ketawa, tapi sebagian juga takut dimarahi kalau ikutan ketawa, yg ga ikut ketawa hanya nahan2 kentut buat ketawa, kasian banget ya mereka.gue juga ga berani ketawa sih.hehehe
Tapi ternyata kami salah, reaksi bapak kepala sekolah kami berbeda, beliau datang dan menghampiri orang gila tersebut. Beliau mengambil sesuatu dari saku bajunya, ternyata uang 100 rupiah.dan uang itu langsung diberikan oleh beliau kepada orang gila tersebut didepan siswa2.dan orang gila itu pergi kegirangan.. cuinggggggg. Pintupun ditutup lagi.
Karena kami siswa2 yang susah mudengnya, ga ngerti itu ngapain sih,,akhirnya bapak kepala sekolah memberikan penjelasan,
Anak2, itulah contoh nyata tenggang rasa. Kita peduli terhadap sesama, orang tadi minta uang, dan bapak kasihan padanya, maka bapak kasi dia uang. Inilah yang harus dicontoh anak2.. mau ga mencontoh ini anak2??
Mauuu paakkkkkk (serentak kami menjawab)
Bagus,,,kata bapak kepala sekolah.
Setelah itu pelajaran berlangsung lagi,, tapi hanya beberapa menitberlangsung, pintu ruang kelas terbuka lagi, ternyata orang yang sama, si orgil.
Kami semua berpikir sama,, pasti ini akan dijadikan contoh kedua oleh kepala sekolah,, sesuatu yg kami tunggu2 tentunya..tapi tunggu dulu ,,,,
Dengan bisik2 kepala sekolah bicara pada orang gila itu..
Heyy,,Kamu jangan sering2 kesini,,ini yang terakhir kali, inget kamu ga boleh kesini lagi ok.sambil menyodorkan uang 100 rupiah lagi.
Hadehhhhhhh…..
Setelah itu pelajaran dilanjutkan lagi,setelah pulang sekolah, kami berkumpul lagi dan tertawa bersama.ga kuat nih nahan2 ketawa dari tadi..
Hihihihihihi, tenggang rasa ada batasnya ternyata…
TAMAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H