Mohon tunggu...
Hardiyanti Kusuma Wardhani
Hardiyanti Kusuma Wardhani Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Writer | Mandala Enthusiast

Saya percaya bahwa selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan dan setiap pengalaman adalah kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Piket atau Tiket?

8 Agustus 2023   09:11 Diperbarui: 8 Agustus 2023   09:47 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Max Fischer, Pexels

Pendidikan dan pembelajaran terjadi tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga dalam pengalaman sehari-hari. Beberapa hari yang lalu, saya mengalami momen menggelitik yang mengajarkan saya dan keluarga pentingnya komunikasi yang baik dan cara mendidik anak dengan cermat. Cerita tentang kesalahpahaman bisa menjadi kesempatan kami untuk belajar dan tumbuh bersama.

Kisah ini bermula di saat akhir sekolah, ketika anak saya diberikan arahan untuk bertugas "piket" di sekolahnya. Anak saya, yang belum familiar dengan konsep ini, menduga bahwa "piket" adalah sejenis tiket seperti tiket masuk ke wahana hiburan atau tiket bus. Malam harinya, kami duduk bersama untuk makan malam, dan saya dan suami saya pun memutuskan untuk mengklarifikasi perbedaan antara "piket" dan "tiket."

Saat menjelaskan, saya memanfaatkan tiket bus yang saya masih simpan sebagai contoh. Saya berbicara tentang makna tiket, yaitu surat izin untuk menggunakan layanan tertentu seperti wahana atau transportasi. Sementara itu, "piket" adalah tugas atau tanggung jawab untuk ikut serta membersihkan area kelas yang harus diemban anak saya di sekolah.

Pengalaman ini belum berakhir di meja makan kami. Keesokan harinya, mama mertua saya secara tak terduga mengulang kembali penjelasan kami saat makan malam. Dia mengambil kesempatan ini untuk mengajarkan etika dalam menjawab tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru di sekolah anak saya.

Kisah ini mengajarkan beberapa hal yang berharga. Pertama, komunikasi yang efektif sangat penting dalam keluarga. Kesalahpahaman bisa terjadi dengan mudah, dan menjelaskan dengan sabar serta memberi ruang untuk bertanya adalah kunci untuk menghindari kebingungan lebih lanjut.

Kedua, pendidikan tidak terbatas pada ruang kelas. Pengalaman sehari-hari, seperti cerita ini, membuktikan bahwa belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Ketika kami berbicara tentang piket dan tiket, kami sebenarnya membahas tanggung jawab, tugas, dan cara menjalankan kewajiban.

Ketiga, kesalahan bisa menjadi peluang. Kesalahpahaman awal anak saya tentang "piket" membuka jalan bagi kami untuk mendiskusikan tanggung jawab, tugas, dan etika dengan lebih mendalam. Ini adalah pelajaran yang tidak hanya akan membantu anak saya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari saat ia tumbuh dewasa.

Terakhir, pengalaman ini mengingatkan kita bahwa sebagai orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua, kita memiliki peran penting dalam mendidik dan membimbing anak-anak kita. Belajar melalui pengalaman orang dewasa yang bijaksana dapat memberikan pandangan yang berharga tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan etika yang baik.

Kisah ini membuktikan bahwa belajar bukanlah sesuatu yang statis. Ia berkembang melalui interaksi, kesalahan, dan kesempatan untuk berbicara dan belajar satu sama lain. Melalui pengalaman ini, kami semua menjadi lebih dekat, lebih cerdas, dan lebih terhubung satu sama lain, mengingatkan kami bahwa kesalahpahaman juga bisa menjadi pintu masuk menuju pembelajaran yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun