Mohon tunggu...
Hardiyanti Kusuma Wardhani
Hardiyanti Kusuma Wardhani Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Writer | Mandala Enthusiast

Saya percaya bahwa selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan dan setiap pengalaman adalah kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keinginan Saya untuk Menjadi Perias Jenazah

11 Juli 2023   10:57 Diperbarui: 11 Juli 2023   11:00 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Samuel Lima, Pexels

Dalam perjalanan karier kita, ada saat-saat ketika kita merenung tentang masa depan dan bidang pekerjaan yang menarik minat kita.

Bagi saya, menjadi perias jenazah adalah salah satu pilihan karier yang menarik di masa depan. Meskipun saya belum menjalani karir ini, saya ingin berbagi opini tentang mengapa peran sebagai perias jenazah menarik minat saya dan mengapa saya percaya itu dapat menjadi karier yang memuaskan dan bermakna.

Menjadi perias jenazah memungkinkan saya untuk memberikan pengabdian yang mendalam kepada mereka yang sedang berduka. Dalam momen-momen berat seperti ini, penting bagi saya untuk memberikan penghiburan dan dukungan kepada keluarga yang berduka. Melalui peran ini, saya dapat menunjukkan empati dan kepekaan dalam memberikan perawatan dan penghormatan terakhir kepada jenazah, sehingga membantu keluarga menghadapi proses pemulihan mereka dengan lebih baik.

Profesi perias jenazah memungkinkan saya untuk memahami makna yang lebih dalam tentang kehidupan dan kematian. Melalui pengalaman ini, saya dapat mempertimbangkan secara serius tentang arti eksistensi dan menghargai setiap momen berharga dalam hidup. Memahami kerapuhan kehidupan dan mempersiapkan seseorang untuk perjalanan terakhir mereka memberi saya perspektif yang unik tentang pentingnya hidup dengan penuh kesadaran dan penghargaan.

Sebagai perias jenazah, saya akan berada di garis depan dalam memberikan pelayanan dengan martabat dan penghormatan. Saya percaya bahwa setiap individu pantas diperlakukan dengan hormat, bahkan setelah meninggal dunia. Melalui pemahaman tentang proses pemulasaran jenazah dan keahlian dalam menjalankan tugas ini, saya dapat memberikan penghormatan terakhir yang bermakna kepada jenazah dan keluarga mereka.

Peran sebagai perias jenazah memberi saya kesempatan untuk membantu keluarga yang berduka dalam proses pemulihan mereka. Dalam momen-momen rawan emosional ini, saya dapat menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan empatik bagi mereka. Melalui komunikasi yang sensitif dan perawatan yang teliti, saya dapat membantu mereka menghadapi kesedihan, kehilangan, dan rasa kehilangan yang mereka alami.

Selain itu, saya dapat berkontribusi pada membawa perubahan dan memberikan kehidupan pada masa kesedihan. Melalui penanganan jenazah yang profesional dan penuh keahlian, saya dapat membantu keluarga menutup bab yang telah berakhir dengan rasa terima kasih dan kemudian membuka bab yang baru dengan harapan dan penghiburan. Melihat keluarga menemukan penghiburan dalam proses yang sulit ini akan memberi saya kepuasan dan motivasi untuk terus melanjutkan karier ini.

Menjadi perias jenazah adalah pilihan karier yang menarik bagi saya di masa depan. Melalui peran ini, saya dapat memberikan pengabdian yang mendalam, menyelami arti kehidupan dan kematian, memberikan pelayanan dengan martabat dan penghormatan, berkontribusi dalam proses pemulihan keluarga, dan membawa perubahan dan kehidupan pada masa kesedihan. Saya percaya bahwa karier ini dapat memberikan makna yang mendalam dan memberi saya kesempatan untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan orang lain pada saat-saat yang paling sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun