Mau tahu perubahan yang terjadi pada diri Neymar Jr? Amati perubahan gaya rambutnya... Semasa di klub lamanya (Santos, Brasil), Neymar adalah ikon klub. Dia selalu jadi sorotan, baik di dalam maupun di luar lapangan. Di luar lapangan, Neymar sangat terobsesi dengan David Beckham yang dinilainya "sangat tampan". Dia sendiri mengaku setidaknya dua kali dalam seminggu datang ke salon untuk menata rambutnya. Rambut di-bonding dan gaya mohawk menjadi ciri khas penampilannya di luar lapangan yang lebih mirip bintang hip-hop ketimbang atlet sepakbola profesional.. [caption id="attachment_287314" align="aligncenter" width="300" caption="Neymar di Santos (sumber: www.neymar-brasil.blogspot.com)"][/caption] Itu dulu.. Lihat gaya rambut Neymar sekarang. Saat tiba pertama kali di FC Barcelona, rambutnya masih lurus (hasil bonding), tapi mohawk-nya sudah dipapas habis, diganti dengan potongan pendek dengan poni di dahi. Sekarang malah lebih simpel lagi, poninya tak ada lagi, dan --yang lebih mengejutkan-- rambutnya kembali ke aslinya: ikal, karena memang itu rambut asli pemain yang namanya sama dengan nama bapaknya itu (cuma beda "Jr"). Apa hebatnya ganti potongan rambut? Untuk pemain 'biasa', itu jelas hal biasa. Tapi untuk Neymar, jelas tidak biasa. Sebagai ilustrasi, pernahkah kita membayangkan David Beckham berganti potongan rambut menjadi 'biasa'? Lebih baik jangan, setidaknya sampai pemain pesolek itu berumur 45 tahun.. Bagi Neymar, pergantian gaya rambut itu menjadi simbol kemauannya untuk beradaptasi dengan FC Barcelona, klub sepakbola yang menasbihkan dirinya sebagai "bukan sekedar klub". Benar, FCB memang bukan sekedar klub. Ada budaya dan nilai-nilai di dalam klub itu, yang jika dilanggar, jangan harap bisa sukses di sana. Salah satu nilai yang dimaksudnya adalah kesederhanaan dalam bersikap. Banyak sekali contohnya. Saat El Barca melumat Real Madrid 5-0 dalam sebuah laga epik di Camp Nou, Gerard Pique mengacungkan lima jari ke atas, sebagai simbol manita, alias lima (gol). Dalam hitungan detik, kapten Carles Puyol mencegah Pique melanjutnya aksinya itu, sebagai penghormatan kepada lawan yang usai dikalahkannya.. Contoh lain, saat baru datang ke Barcelona (dari Arsenal), pemain asal Belarusia Alexander Hleb meminta mobil paling mahal yang bisa diberikan sponsor. Meksipun itu tidak melanggar aturan, Xavi langsung berkata:"Itu bukan gaya Barcelona..". Untuk yang lupa, Hleb tidak pernah meraih sukses di klub Catalan itu dan kemudian dijual ke Stuttgart, klub lamanya sebelum ke Arsenal. Dari sisi gaya, untuk ukuran pemain Eropa saat ini, pemain Barcelona terkenal sangat tidak modis. Apalagi mereka yang asli produk La Masia. Penampilannya biasa saja, tidak aneh-aneh. Contohnya Xavi dan Iniesta, lebih mirip orang kantoran dan sama sekali tidak punya tato di tubuhnya. Juga Puyol, meskipun terlihat garang dengan rambut gondrong kriwilnya, oleh Iniesta dia disebut sebagai "satu-satunya orang yang tidak pergi ke diskotik ketika berlibur di Ibiza".. Yang agak 'gaya' barangkali cuma Dani Alves (tubuhnya penuh tato) atau Pinto --sang kiper cadangan-- dengan rambut kuncir khas gaya Indiannya.. [caption id="attachment_287317" align="aligncenter" width="300" caption="Neymar di Barcelona (sumber: www.uefa.com)"]
[/caption] Dengan 'standar' seperti itu, pertanyaan pertama yang muncul ketika Neymar memutuskan bergabung ke Barcelona adalah apakah dia mau menurunkan ego terkait penampilannya? Seperti disebut di atas, ternyata Neymar mau dan mampu beradaptasi. Itu dimulai dari model rambutnya, menjadi lebih 'biasa saja', sesuai kultur Barcelona. Dengan begitu, jelas Neymar mengirimkan sinyal, bahwa dia yang akan beradaptasi dengan klub, bukan sebaliknya.. **** Di lapangan, sebelum Neymar pindah ke Barcelona, permainan Santos berpusat pada dirinya. Plus Ganso sebenarnya. Tetapi sebagai pemain tengah, plus sifatnya yang
low profile, Ganso adalah tipe "pemain bagus tapi tidak terkenal". Jadilah Neymar sebagai 'penguasa tunggal' di Santos. Selain gol-gol individualnya, Neymar juga terkenal sebagai pemain dengan kesadaran penuh akan status kebintangannya. Siapa yang berani melawan kapten-nya sendiri soal pengambil tendangan penalti, tanpa kena sanksi sama sekali? Sangat sedikit pemain yang bisa melakukannya. Neymar salah satunya.. Siapa pemain di era modern yang 'dibebaskan' pelatihnya untuk bermain dengan gaya sangat individual? Neymar salah satunya.. Jadi, dari aspek teknik dan taktik, banyak pertanyaan terkait kepindahan Neymar ke Barcelona. Pertanyaan pertama sebenarnya merupakan klasik bagi siapa pun pemain tengah atau penyerang yang ditransfer masuk ke klub Catalan itu, yaitu: "Di posisi mana dia akan bermain?" dan "Bagaimana dia akan bermain dengan Messi?". Bahkan seorang Johan Cruyff --yang jelas-jelas pendukung El Barca-- pun meragukan prospek duet Neymar-Messi. Ketika mendengar rencana kepindahan Neymar ke Barcleona, Edmilson --mantan pemain timnas Brasil yang juga pernah bermain di Barcelona-- punya dua pesan untuk Neymar. Satu: Jangan sombong, dua: Ikuti saja apa kata Messi.. Edmilson benar. Kalau mau sukses di Barcelona, Neymar harus belajar dari kasus Ibra (Zlatan Ibrahimovic) dan David Villa. Ibra jelas pemain super, tapi ketika dia ingin menjadi pusat serangan Barcelona, dan itu artinya menomorduakan Messi, masa depannya di klub itu segera tamat. David Villa jelas striker bagus. Sampai saat ini dia menjadi pemegang rekor gol di timnas Spanyol. Selain mencetak banyak gol, beberapa di antaranya merupakan gol penting, salah satunya mengunci kemenangan 3-1 Barcelona atas MU di final Liga Champions 2011. Lalu mengapa dia kemudian dijual ke Athletico Madrid? Sangat sulit baginya untuk menekan nalurinya sebagai penyerang tunggal di klub lama (Valencia) dan timnas Spanyol. Oleh karenanya, ketika pelatih memintanya bermain melebar ke kiri, karena posisi penyerang tengah diisi Messi, penampilannya menurun drastis. Kalau mau diringkas, 'kesalahan' Villa sebenarnya hanya satu: tidak mau mengoper
bola ke Messi.. Semua keraguan itu terjawab sudah. Neymar ternyata cukup matang dan membuktikan diri mampu beradaptasi dengan pola permainan tiki-taka Barcelona. Bukan hanya gol-golnya, tapi juga umpan dan asisnya banyak membantu klub, baik ketika Messi di lapangan maupun ketika megabintang itu harus absen karena cedera. Neymar ternyata sangat rendah hati.. Berkali-kali dia menyatakan bahwa tugasnya adalah "membantu Messi". Neymar ternyata cukup dewasa untuk tdk bersaing dengan Messi sebagai ikon utama klub. Itu dibuktikan dengan kemauannya untuk mengoper bola kepada Messi, dan itu artinya mengerem ambisinya untuk mencetak banyak gol. Kita jadi seperti punya dua Neymar. Satu dengan seragam Barcelona, yaitu Neymar yang lebih sering mengumpan ketimbang menembakkan bola ke gawang lawan. Yang satu lagi adalah Neymar dengan seragam timnas Brasil, ketika dia menjadi pemegang peran utama di lini depan, sangat mirip dengan apa yang dilakukannya di Santos (sebelum hijrah ke negeri matador). Tampaknya Neymar sadar betul, bahwa Messi lima tahun lebih tua darinya. Tidak mungkin Messi akan bermain dengan gaya yang sama ketika beranjak tua. Dan itu artinya tidak mungkin Messi terus-terusan menjadi pencetak gol andalan Barcelona. Saat itu terjadi, Barcelona memerlukan pengganti, dan jika Neymar sabar, akan tiba giliran baginya menjadi pusat serangan klubnya. **** Jadi, kunci utama keberhasilan Neymar sejauh ini adalah kemampuan bertransformasi dari superstar di klub lama menjadi calon superstar yg sabar menunggu sang superstar masa kini (Messi) beranjak tua. Dan itu dimulai dengan kemauannya untuk mengubah penampilannya di luar lapangan, dari gaya
hip-hop yang ingin menjadi pusat perhatian menjadi gaya 'biasa-biasa saja' yang menghendaki kekaguman orang hanya dari penampilannya di atas lapangan. Jangan dikira itu mudah, apalagi untuk pemain dengan gaji selangit dan di usia yang masih demikian muda.. Terbukti bahwa Neymar mau mendengar nasihat orang lain, khususnya dari Edmilson..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Olahraga Selengkapnya