Orang-orang yang setuju dengan kenaikan harga BBM juga tidak serta-merta dapat 'dituduh' sebagai pro-Demokrat, atau pro-SBY. Konteksnya berbeda, dan harus dinilai kasus per kasus, tidak bisa digeneralisir seperti itu.
Contoh, sebagai referensi saja, waktu Amerika Serikat di bawah George W. Bush menyerang Irak, mayoritas rakyat Amerika (termasuk para pendukung Partai Republik) menentang kebijakan tsb, tapi Bush kemudian terpilih sebagai presiden untuk kali kedua. Artinya, meskipun kebijakan perang di Irak diambil oleh pemerintahan Bush, orang yang menentang Perang Irak tidak otomatis menentang Bush dan sebaliknya, orang yang mendukung Bush tidak otomatis mendukung kebijakannya. Jadi, ada perbedaan yang sangat mendasar ada dukungan (atau tentangan) terhadap suatu kebijakan dengan dukungan (atau tentangan) terhadap sebuah rezim (pemerintahan).
Saya sendiri sama sekali tidak ada urusan sama SBY dan Partai Demokrat, juga dengan partai-partai lain, tapi saya termasuk satu di antara mereka yang setuju dengan kebijakan pengurangan subsidi (atau kebijakan kenaikan harga) BBM. Alasannya sudah saya kemukakan tadi, juga di postingan sebelumnya.
Oh ya, satu lagi, saya juga tidak ikut polling di Detik.com...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H