Mohon tunggu...
Edy Wahyudi
Edy Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - Head Officer Administration at Hospital, Writer, and Insurance Expert

Menjadi petualang dibidang korespondensi atau tulis menulis adalah salah satu hobi saya. Selain itu, saya dikenal sebagai pribadi yang sangat lihai dan expert di bidang perasuransian. Tidak kalah penting, dunia seni menulis dan marketing di dunia asuransi, membawa saya lebih luas lagi dalam mendalami ilmu management dan pendukung administrasi pelayanan di Rumah Sakit. Kolaborasi tersebut mengharuskan dan membawa saya untuk lebih berlatih dan mendalami terkait dengan ilmu administrasi lebih dalam lagi. Maka dari itu, saya mengambil Pendidikan Lanjutan Magister Manajemen untuk studi lanjut mengasah ilmu dibidang administrasi. Tidak pantang menyerah, saat ini saya mencoba kembali kedunia tulis-menulis, sebagai wahana dan sarana belajar tanpa henti menggoreskan tinta pengalaman dibidang apapun sehingga terdokumentasi melalui tulisan yang berguna bagi pembaca nantinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulang adalah Hijrah

9 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 9 Januari 2024   09:39 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah sangat tidak asing dan ganjil lagi ketika kita disuguhkan dengan sebuah kata yang mempunyai makna mendalam bahkan sampai merasuk dalam sanubari kita, yaitu hijrah. Yes, benar sekali..., mungkin kita sepemahaman, awalnya underestimate atau meremehkan ketika mendengar kata itu, bahkan membacanya dibanyak media dan tempat. Namun, sedikit orang bahkan jiwa yang ada di bumi ini,  mengerti lebih dalam akan sebuah arti hijrah tersebut.

Aku sendiri pernah mengalami banyak kejadian, bahkan ritme yang dalam sekali akan permasalahan yang terjadi dalam hidupku. Memang sekilas tidak akan pernah ketemu ujungnya, antara hijrah dan proses kehidupan, atau bahkan berubahnya nasib dan entitas dari kehidupan seseorang, tetapi jika kita berusaha lebih dalam menelisik kalbu kita, sungguh mengejutkan, bahwa secara tidak langsung kita hanyut terbuai menuju kata pulang.

Benar sekali, pulang menurutku adalah hijrah. Sesederhana itu, pulang yang aku anggap sebuah kata dasar dan sederhana, mampu membuatku berdamai dengan diriku, bahkan menuju kata yang agung dengan bergelar hijrah. Aku sangat tidak mengkultuskan bahwa hijrah itu selalu identik dengan kebenaran yang mutlak, dan aku tidak mengistimewakan hijrah itu sebagai indikator penilaian perilaku seorang insan. Akan tetapi sesederhana kata pulang, itu adalah sebuah kedamaian yang mampu menenangkan hati, dan menyembuhkan luka dari hati yang terkoyak.

Tidak layak memang, tulisan yang tidak berirama ini menjabarkan kata terindah-Mu. Tidak pantas juga, jika aku membahasnya secara religius akan kata hijrah yang penuh makna. Aku menyadari otakku terlalu dangkal, dan rendahnya kapasitasku sebagai insan yang haus akan mencari kalam Allah yang Maha Kuasa, sehingga tidak pantas membahas dengan cara yang terlalu berlebihan. Aku cukup memporsikan hijrah yang menurutku benar akan versiku, yaitu pulang kerumah dengan sadar dan tanpa paksaan.

Terlepas dari lelahku saat mengembara menyusuri proses kehidupan, terhanyut akan nikmatnya dunia, terjatuh kandas akan hempasan dan tempaan keadaan, kata pulang adalah hijrah terindah yang mampu membuatku menggulungkan senyuman tulus yang menyiratkan kedamaian dan ketenangan. Bahkan aku sendiri ragu, mampukah aku berhijrah?. Setelah berusaha merenung dalam malam dan menuju kiblat-Mu, aku menemukan jawaban itu. Tanpa kusadari semuanya sudah aku dapatkan perlahan. Aku ditarik halus oleh ajakan nurani walaupun lirih menuju ke rumahku. Rumah yang tanpa aturan berlebihan menurut versiku, sehingga aku tetap mengimani iman yang ada didiriku menuju hijrah yang sederhana menurut versiku. Yaitu, berubah dengan hal-hal kecil yang saat ini aku lakukan tanpa adanya paksaan dan tekanan. Perubahan apakah yang aku lakukan? Benar sekali sahabatku, aku merubah diriku dengan melakukan kebiasaan yang telah lama hilang aku lakukan, bahkan bertahun-tahun aku tinggalkan. Dan pada akhirnya kebiasaan itulah yang menjadikan aku kuat, hebat dan habit (kebiasaan). Menurut versi orang yang hebat dan unggul tentang agama, mungkin ini sangat ringan sekali, tapi bagiku tidak.

Bagiku hal dan kebiasaan yang aku lakukan ini sangatlah berat, makanya aku menyebutnya lebih simple atau sederhana dengan kata pulang. Alasannya adalah aku terlalu minder dengan sebuah title atau gelar berhijrah, karena menurut aku, hal itu sangatlah tidak pantas bagi diriku, yang masih jauh dari sempurna dan banyak keterbatasan dari sisi substansi dan materi agama. Aku tidak pandai berteori, aku sangatlah minim akan referensi akan hal apapun. Akan tetapi belajar untuk menjadi lebih baik adalah tekadku. Perubahan sangatlah penting untuk hal apapun dalam kehidupan ini. Aku sendiri sudah sangat berubah sekali dalam hal pemahaman akan diriku terhadap iman yang aku imani, karena kebiasaan itu mengarahkanku pada tujuan dan jalan pulang ke rumah dengan barometer kedamaian yang menjadi landasan.

Kebiasaan yang sangat sederhana dan simple itu, adalah disiplin dan rajin. Tentunya dua kata tersebut (disiplin dan rajin) harus dengan komitmen yang ikhlas dari dasar hati kita. Aku bisa berpulang dengan damai kepada hijrahku (rumahku) karena kata disiplin dan rajin. Aku tidak sangatlah pintar tetapi aku disiplin belajar dari banyak hal, dan rajin membaca buku untuk mengasah akalku. Contoh faktanya adalah, aku mampu menulis tulisan ini dengan versi dan bahasaku sendiri walaupun jauh dari sempurna.

Disisi lain, aku selalu berusaha mengurai rasa malasku dengan menghadap kiblat pemilik hidup ini, Allah Azza Wa Jalla, yang dulunya tidak pernah aku lakukan dan aku tinggalkan (ibadah sholat), setelah banyak membaca buku dan mendengarkan kajian-kajian sederhana dan ringan dari channel you tube, tentang arti bersyukur dan ikhlas melalui sholat, secara tidak langsung aku tergiring perlahan menuju pintu rumah, yaitu istirahat dan kembali pulang (hijrah dalam hal ibadah untuk mengingat Allah).

Jadi menurut versiku, hijrah dalam bercinta adalah ikhlas, pulang menuju ajaran-Nya adalah hijrah. Hijrah adalah sebuah kata agung yang bersifat sakral, akan tetapi tidak mengikat dan sederhana, jika mendalami dengan hati yang bersih dan suci. Aku menggambarkan hijrah ini menurut coretanku yang tidak berirama ini, dengan dangkalnya ilmu dan kata yang aku untai dalam kesederhanaan akan artinya pemahaman dan persepsi.

Penulis:

Edy Wahyudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun