Lokasi : SMAS Kristen Atambua
Tujuan yang Ingin dicapai: Meningkatkan Motivasi belajar siswa
Situasi
Pada proses Kegiatan Belajar Mengajar terdapat beberapa hal yang benar-benar terjadi selama pelaksanaan. Selama proses pembelajaran, penulis dapat memperhatikan beberapa aspek penting.
Beberapa siswa mungkin menunjukkan tingkat keaktifan yang tinggi dengan berpartisipasi aktif dalam diskusi, tanya jawab, dan kegiatan kelompok dan sebagian siswa mungkin cenderung pasif dan kurang berinteraksi selama pembelajaran. Beberapa siswa berhasil mencapai target kompetensi yang ditetapkan dan menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi pelajaran. Begitu juga ada siswa yang masih menghadapi kesulitan dalam mencapai kompetensi tertentu sehingga memerlukan bantuan tambahan seperti bimbingan khusus.
Dalam hal ini, Penulis menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan bahkan penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penulis juga memberikan umpan balik kepada siswa yang membutuhkan.
Ada beberapa kendala yang sering terjadi pada saat KBM, seperti keterbatasan sumber daya, disiplin siswa, atau masalah teknis dalam penggunaan alat pembelajaran menyebabkan kegiatan KBM Â tidak berjalan dengan baik. Disamping itu ada juga faktor pendukung, seperti kerjasama antara siswa, dukungan orang tua, atau kemampuan adaptasi guru dalam mengelola kelas sehingga ada perubahan besar yang terjadi pada proses pelaksanaan.
Beberapa bagian dari pembelajaran mungkin sesuai dengan apa yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), terutama jika metode pengajaran dan kegiatan telah diatur sebelumnya. Atau ada kemungkinan bahwa beberapa kegiatan atau pendekatan pembelajaran mengalami deviasi dari RPP karena respons siswa yang berbeda atau situasi yang tidak terduga.
Adapun aspek yang sudah berhasil yaitu tentang identifikasi aspek pembelajaran yang berjalan dengan baik, misalnya siswa yang mencapai hasil belajar yang diinginkan, kegiatan yang dinilai efektif, atau partisipasi siswa yang aktif. Kemudian, evaluasi metode pengajaran yang berhasil, seperti teknik pembelajaran yang menarik perhatian siswa atau strategi pembimbingan yang efektif.
Dan aspek yang belum berhasil seperti analisis mengenai aspek pembelajaran yang tidak mencapai target, misalnya siswa yang masih memahami konsep yang sulit, kegiatan yang kurang interaktif, atau kesulitan dalam pengelolaan kelas. Jadi, dalam hal ini penulis harus mempertimbangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan, seperti kurangnya keterlibatan siswa, kurangnya dukungan dari sumber daya, atau kebijakan sekolah yang membatasi implementasi beberapa metode pembelajaran.
Penulis dapat mengidentifikasi bagian keberhasilan dan kegagalan dalam proses pembelajaran, memperbaiki pendekatan yang kurang efektif, dan merencanakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di pada pertemuan berikutnya.
Dengan mengevaluasi semua aspek ini, penulis dapat memperoleh wawasan yang lebih komprehensif tentang keberhasilan dan tantangan dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang cermat membantu penulis untuk membuat perubahan yang diperlukan dalam metode pengajaran mereka dan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.
Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan merefleksikan diri sendiri, baik wanwancara kepada rekan guru, kepala sekolah maka tantangan tersebut dapat berupa:
Kurangnya motivasi orangtua kepada siswa sehingga siswa tidak perduli tentang tujuan kehadiran mereka di sekolah.
Siswa malas mengerjakan tugas karena tidak ada dukungkan dari orangtua.
Sebagian siswa terlalu membandingkan dengan siswa yang lain sehingga sebagian tidak terlalu mengikuti pelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini akan memperparah keinginan siswa untuk mengikuti pelajaran apa lagi pembelajaran tidak berpusat pada siswa (Teacher Center Learning)
Tantangan dari siswa sangat berdampak pada peroses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), disamping itu ada juga tantangan dari guru.
Faktor guru dari pemilihan media ajar
Kurang memanfaatkan pembelajaran inovatif (TPACK)
Aksi
Dari tantangan tersebut, penulis harus beradaptasi dengan pembelajaran inovatif dengan menerapkan media pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa serta model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa secara khusus pada mata pelajaran bahasa inggris.
Dari tantangan yang sudah dideskripsikan diatas, seorang guru harus mampu menyelesaikan secara profesional.
1.Berkaitan dengan model pembelajaran yang penulis angkat dari sebuah Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran tersebut berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir siswa secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan dan kontekstual. Menurut Arendes (2012) ada beberapa fase untuk memecahkan masalah
Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik, tugas guru adalah guru membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, tugas guru adalah Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya.
Membantu investigasi mandiri dan kelompok, tugas guru adalah Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya dan memamerkan, tugas guru adalah guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model, dan membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, tugas guru adalah guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikannya dan proses-proses yang mereka gunakan
Adapun kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2016) adalah sebagai berikut
peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata,
mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar,
pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi,
terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok,
peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi,
peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri,
peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan Â
kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Refleksi
Refleksi dari dampak keberhasilan dan ketidakberhasilan pada model pembelajaran Problem Based Learning dapat dipadukan dengan media pembelajaran yang menggunakan TPACK membuat siswa lebih bersemangat atau termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka bahkan tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran mulai dari awal kegiatan hingga akhir, dan bahkan ketika mereka mengerjakan soal mereka bekerja bersama secara kolaboratif.
Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini, siswa jauh lebih termotivasi dari segi keaktifan dibanding dengan model pembelajaran yang lain. Walaupun ada sedikit hambatan bagi siswa yang malu memberikan ide satu sama lain, paling tidak bisa meminimalisir masalah yang terjadi selama ini. Lama kelamaan pasti akan lebih baik seiring berjalannya waktu.
Dari hasil dari rencana yang sudah penulis lakukan sangat efektif. Hal ini dikarenakan adanya faktor pendukung seperti sumber daya yang memadai  media inovatif, video pembelajaran yang bagus, gambar yang relevan yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan model pembelajaran yang dirancang secara menarik sehingga kegiatan pembelajaran bisa melibatkan keaktifan siswa.
Kepala sekolah dan rekan sejawat memberikan tanggapan yang positif dan masukkan agar rencana aksi yang dilakukan terlaksana dengan baik serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan peneliti terhadap media, metode, model pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan yang sudah terlaksana
Daftar Pustaka
https://eprints.uny.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf
https://www.academia.edu/download/56586872/PENERAPAN_MODEL_PEMBELAJARAN_PROBLEM_BASED.pdf
Lokasi : SMAS Kristen Atambua
Tujuan yang Ingin dicapai: Meningkatkan Motivasi belajar siswa
Situasi
Pada proses Kegiatan Belajar Mengajar terdapat beberapa hal yang benar-benar terjadi selama pelaksanaan. Selama proses pembelajaran, penulis dapat memperhatikan beberapa aspek penting.
Beberapa siswa mungkin menunjukkan tingkat keaktifan yang tinggi dengan berpartisipasi aktif dalam diskusi, tanya jawab, dan kegiatan kelompok dan sebagian siswa mungkin cenderung pasif dan kurang berinteraksi selama pembelajaran. Beberapa siswa berhasil mencapai target kompetensi yang ditetapkan dan menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi pelajaran. Begitu juga ada siswa yang masih menghadapi kesulitan dalam mencapai kompetensi tertentu sehingga memerlukan bantuan tambahan seperti bimbingan khusus.
Dalam hal ini, Penulis menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan bahkan penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penulis juga memberikan umpan balik kepada siswa yang membutuhkan.
Ada beberapa kendala yang sering terjadi pada saat KBM, seperti keterbatasan sumber daya, disiplin siswa, atau masalah teknis dalam penggunaan alat pembelajaran menyebabkan kegiatan KBM Â tidak berjalan dengan baik. Disamping itu ada juga faktor pendukung, seperti kerjasama antara siswa, dukungan orang tua, atau kemampuan adaptasi guru dalam mengelola kelas sehingga ada perubahan besar yang terjadi pada proses pelaksanaan.
Beberapa bagian dari pembelajaran mungkin sesuai dengan apa yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), terutama jika metode pengajaran dan kegiatan telah diatur sebelumnya. Atau ada kemungkinan bahwa beberapa kegiatan atau pendekatan pembelajaran mengalami deviasi dari RPP karena respons siswa yang berbeda atau situasi yang tidak terduga.
Adapun aspek yang sudah berhasil yaitu tentang identifikasi aspek pembelajaran yang berjalan dengan baik, misalnya siswa yang mencapai hasil belajar yang diinginkan, kegiatan yang dinilai efektif, atau partisipasi siswa yang aktif. Kemudian, evaluasi metode pengajaran yang berhasil, seperti teknik pembelajaran yang menarik perhatian siswa atau strategi pembimbingan yang efektif.
Dan aspek yang belum berhasil seperti analisis mengenai aspek pembelajaran yang tidak mencapai target, misalnya siswa yang masih memahami konsep yang sulit, kegiatan yang kurang interaktif, atau kesulitan dalam pengelolaan kelas. Jadi, dalam hal ini penulis harus mempertimbangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan, seperti kurangnya keterlibatan siswa, kurangnya dukungan dari sumber daya, atau kebijakan sekolah yang membatasi implementasi beberapa metode pembelajaran.
Penulis dapat mengidentifikasi bagian keberhasilan dan kegagalan dalam proses pembelajaran, memperbaiki pendekatan yang kurang efektif, dan merencanakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di pada pertemuan berikutnya.
Dengan mengevaluasi semua aspek ini, penulis dapat memperoleh wawasan yang lebih komprehensif tentang keberhasilan dan tantangan dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang cermat membantu penulis untuk membuat perubahan yang diperlukan dalam metode pengajaran mereka dan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.
Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan merefleksikan diri sendiri, baik wanwancara kepada rekan guru, kepala sekolah maka tantangan tersebut dapat berupa:
Kurangnya motivasi orangtua kepada siswa sehingga siswa tidak perduli tentang tujuan kehadiran mereka di sekolah.
Siswa malas mengerjakan tugas karena tidak ada dukungkan dari orangtua.
Sebagian siswa terlalu membandingkan dengan siswa yang lain sehingga sebagian tidak terlalu mengikuti pelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini akan memperparah keinginan siswa untuk mengikuti pelajaran apa lagi pembelajaran tidak berpusat pada siswa (Teacher Center Learning)
Tantangan dari siswa sangat berdampak pada peroses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), disamping itu ada juga tantangan dari guru.
Faktor guru dari pemilihan media ajar
Kurang memanfaatkan pembelajaran inovatif (TPACK)
Aksi
Dari tantangan tersebut, penulis harus beradaptasi dengan pembelajaran inovatif dengan menerapkan media pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa serta model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa secara khusus pada mata pelajaran bahasa inggris.
Dari tantangan yang sudah dideskripsikan diatas, seorang guru harus mampu menyelesaikan secara profesional.
1.Berkaitan dengan model pembelajaran yang penulis angkat dari sebuah Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran tersebut berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir siswa secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan dan kontekstual. Menurut Arendes (2012) ada beberapa fase untuk memecahkan masalah
Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik, tugas guru adalah guru membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, tugas guru adalah Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya.
Membantu investigasi mandiri dan kelompok, tugas guru adalah Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya dan memamerkan, tugas guru adalah guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model, dan membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, tugas guru adalah guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikannya dan proses-proses yang mereka gunakan
Adapun kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2016) adalah sebagai berikut
peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata,
mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar,
pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi,
terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok,
peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi,
peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri,
peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan Â
kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Refleksi
Refleksi dari dampak keberhasilan dan ketidakberhasilan pada model pembelajaran Problem Based Learning dapat dipadukan dengan media pembelajaran yang menggunakan TPACK membuat siswa lebih bersemangat atau termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka bahkan tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran mulai dari awal kegiatan hingga akhir, dan bahkan ketika mereka mengerjakan soal mereka bekerja bersama secara kolaboratif.
Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini, siswa jauh lebih termotivasi dari segi keaktifan dibanding dengan model pembelajaran yang lain. Walaupun ada sedikit hambatan bagi siswa yang malu memberikan ide satu sama lain, paling tidak bisa meminimalisir masalah yang terjadi selama ini. Lama kelamaan pasti akan lebih baik seiring berjalannya waktu.
Dari hasil dari rencana yang sudah penulis lakukan sangat efektif. Hal ini dikarenakan adanya faktor pendukung seperti sumber daya yang memadai  media inovatif, video pembelajaran yang bagus, gambar yang relevan yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan model pembelajaran yang dirancang secara menarik sehingga kegiatan pembelajaran bisa melibatkan keaktifan siswa.
Kepala sekolah dan rekan sejawat memberikan tanggapan yang positif dan masukkan agar rencana aksi yang dilakukan terlaksana dengan baik serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan peneliti terhadap media, metode, model pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan yang sudah terlaksana
Daftar Pustaka
https://eprints.uny.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf
https://www.academia.edu/download/56586872/PENERAPAN_MODEL_PEMBELAJARAN_PROBLEM_BASED.pdf
Lokasi : SMAS Kristen Atambua
Tujuan yang Ingin dicapai: Meningkatkan Motivasi belajar siswa
Situasi
Pada proses Kegiatan Belajar Mengajar terdapat beberapa hal yang benar-benar terjadi selama pelaksanaan. Selama proses pembelajaran, penulis dapat memperhatikan beberapa aspek penting.
Beberapa siswa mungkin menunjukkan tingkat keaktifan yang tinggi dengan berpartisipasi aktif dalam diskusi, tanya jawab, dan kegiatan kelompok dan sebagian siswa mungkin cenderung pasif dan kurang berinteraksi selama pembelajaran. Beberapa siswa berhasil mencapai target kompetensi yang ditetapkan dan menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi pelajaran. Begitu juga ada siswa yang masih menghadapi kesulitan dalam mencapai kompetensi tertentu sehingga memerlukan bantuan tambahan seperti bimbingan khusus.
Dalam hal ini, Penulis menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan bahkan penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penulis juga memberikan umpan balik kepada siswa yang membutuhkan.
Ada beberapa kendala yang sering terjadi pada saat KBM, seperti keterbatasan sumber daya, disiplin siswa, atau masalah teknis dalam penggunaan alat pembelajaran menyebabkan kegiatan KBM Â tidak berjalan dengan baik. Disamping itu ada juga faktor pendukung, seperti kerjasama antara siswa, dukungan orang tua, atau kemampuan adaptasi guru dalam mengelola kelas sehingga ada perubahan besar yang terjadi pada proses pelaksanaan.
Beberapa bagian dari pembelajaran mungkin sesuai dengan apa yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), terutama jika metode pengajaran dan kegiatan telah diatur sebelumnya. Atau ada kemungkinan bahwa beberapa kegiatan atau pendekatan pembelajaran mengalami deviasi dari RPP karena respons siswa yang berbeda atau situasi yang tidak terduga.
Adapun aspek yang sudah berhasil yaitu tentang identifikasi aspek pembelajaran yang berjalan dengan baik, misalnya siswa yang mencapai hasil belajar yang diinginkan, kegiatan yang dinilai efektif, atau partisipasi siswa yang aktif. Kemudian, evaluasi metode pengajaran yang berhasil, seperti teknik pembelajaran yang menarik perhatian siswa atau strategi pembimbingan yang efektif.
Dan aspek yang belum berhasil seperti analisis mengenai aspek pembelajaran yang tidak mencapai target, misalnya siswa yang masih memahami konsep yang sulit, kegiatan yang kurang interaktif, atau kesulitan dalam pengelolaan kelas. Jadi, dalam hal ini penulis harus mempertimbangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan, seperti kurangnya keterlibatan siswa, kurangnya dukungan dari sumber daya, atau kebijakan sekolah yang membatasi implementasi beberapa metode pembelajaran.
Penulis dapat mengidentifikasi bagian keberhasilan dan kegagalan dalam proses pembelajaran, memperbaiki pendekatan yang kurang efektif, dan merencanakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di pada pertemuan berikutnya.
Dengan mengevaluasi semua aspek ini, penulis dapat memperoleh wawasan yang lebih komprehensif tentang keberhasilan dan tantangan dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang cermat membantu penulis untuk membuat perubahan yang diperlukan dalam metode pengajaran mereka dan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.
Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan merefleksikan diri sendiri, baik wanwancara kepada rekan guru, kepala sekolah maka tantangan tersebut dapat berupa:
Kurangnya motivasi orangtua kepada siswa sehingga siswa tidak perduli tentang tujuan kehadiran mereka di sekolah.
Siswa malas mengerjakan tugas karena tidak ada dukungkan dari orangtua.
Sebagian siswa terlalu membandingkan dengan siswa yang lain sehingga sebagian tidak terlalu mengikuti pelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini akan memperparah keinginan siswa untuk mengikuti pelajaran apa lagi pembelajaran tidak berpusat pada siswa (Teacher Center Learning)
Tantangan dari siswa sangat berdampak pada peroses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), disamping itu ada juga tantangan dari guru.
Faktor guru dari pemilihan media ajar
Kurang memanfaatkan pembelajaran inovatif (TPACK)
Aksi
Dari tantangan tersebut, penulis harus beradaptasi dengan pembelajaran inovatif dengan menerapkan media pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa serta model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa secara khusus pada mata pelajaran bahasa inggris.
Dari tantangan yang sudah dideskripsikan diatas, seorang guru harus mampu menyelesaikan secara profesional.
1.Berkaitan dengan model pembelajaran yang penulis angkat dari sebuah Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran tersebut berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir siswa secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan dan kontekstual. Menurut Arendes (2012) ada beberapa fase untuk memecahkan masalah
Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik, tugas guru adalah guru membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, tugas guru adalah Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya.
Membantu investigasi mandiri dan kelompok, tugas guru adalah Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya dan memamerkan, tugas guru adalah guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model, dan membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, tugas guru adalah guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikannya dan proses-proses yang mereka gunakan
Adapun kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2016) adalah sebagai berikut
peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata,
mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar,
pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi,
terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok,
peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi,
peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri,
peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan Â
kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Refleksi
Refleksi dari dampak keberhasilan dan ketidakberhasilan pada model pembelajaran Problem Based Learning dapat dipadukan dengan media pembelajaran yang menggunakan TPACK membuat siswa lebih bersemangat atau termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka bahkan tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran mulai dari awal kegiatan hingga akhir, dan bahkan ketika mereka mengerjakan soal mereka bekerja bersama secara kolaboratif.
Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini, siswa jauh lebih termotivasi dari segi keaktifan dibanding dengan model pembelajaran yang lain. Walaupun ada sedikit hambatan bagi siswa yang malu memberikan ide satu sama lain, paling tidak bisa meminimalisir masalah yang terjadi selama ini. Lama kelamaan pasti akan lebih baik seiring berjalannya waktu.
Dari hasil dari rencana yang sudah penulis lakukan sangat efektif. Hal ini dikarenakan adanya faktor pendukung seperti sumber daya yang memadai  media inovatif, video pembelajaran yang bagus, gambar yang relevan yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan model pembelajaran yang dirancang secara menarik sehingga kegiatan pembelajaran bisa melibatkan keaktifan siswa.
Kepala sekolah dan rekan sejawat memberikan tanggapan yang positif dan masukkan agar rencana aksi yang dilakukan terlaksana dengan baik serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan peneliti terhadap media, metode, model pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan yang sudah terlaksana
Daftar Pustaka
https://eprints.uny.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf
https://www.academia.edu/download/56586872/PENERAPAN_MODEL_PEMBELAJARAN_PROBLEM_BASED.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H