Mohon tunggu...
Edy Arsyad
Edy Arsyad Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Harian

Manusia pembelajar dan suka jalan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Melawan Logika Umum

15 Januari 2015   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:08 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421241919594324591

- Catatan Bedah Buku "I Love Monday"
GOWA--- Terkadang Hari Senin, begitu menjadi hari "keengangan" bagi sebagian orang. Apalagi untuk memulai aktivitas keseharian.
Namun, dalam buku I Love Monday karya Pimpinan Redaksi Harian FAJAR, Faisal Syam, Senin tak hanya sekadar hari untuk memulai aktivitas, jauh dari itu, dapat menjadi penyemangat mengawali aktivitas.
Tulisan kolom I Love Monday di Harian Fajar ini, sebelumnya dilaunching dalam penerbangan dari Makassar ke Jakarta dengan pesawat Citilink. Dari ketinggian 32 kaki ini, launching buku kumpulan tulisan kolom di Harian Fajar ini disaksikan Wali Kota Makassar, .
Karya Faisal Syam ini dibedah di di Lecture Teatre (LT) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, Senin, 13 Januari, lalu. Dalam kegiatan ini menghadirkan penulis sendiri, editor buku I Love Monday, dr Muchsin, Anggota DPRD Sulsel, Arum Spink, dan Dewan Pembaca Harian Fajar, Barsihannor. Sementara itu, yang bertindak selaku moderator dalam kegiatan ini, Ketua Jurusan (Kajur) Jurnalistik, Dr Firdaus Muhammad.
Muchsin mengawali pemaparan perihal buku I Love Monday. Ia mengaku butuh waktu sekira 6 bulan sehingga tulisan Faisal Syam dalam kolom I Love Monday menjadi sebuah buku. "Saya kumpulkan tulisan beliau (Faisal Syam, red). Editing 3 bulan bersama launching. Tapi meyakinkan beliau itu lama, "jelasnya.
Muchsin yang berkecimpung di Gerakan Makassar Gemar Membaca (GMGM) ini mengaku sangat berbahagia terlibat dalam buku tersebut. Apalagi menilai sangat fenomenal. "Tulisannya menggelitik, marah, dan mencampur adukkan perasaan,"bebernya.
Anggota DPRD Sulsel dari Partai NasDem, Arum Spink mengaku mengidolakan Faisal Syam. Mantan aktivis Pers Mahasiswa ini mengaku kerap mendengar nama yang bersangkutan, hanya saja ia tidak pernah satu panggung.
Kumpulan essay dalam kolom I Love Monday tersebut dinilai oleh Arum Spink, sangat menantang dari logika umum. Dia mencontohkan, sebagian besar orang membenci Hari Senin yang nota bene hari memulai aktivitas. "Kontradiksi dari I Love Monday yaitu I Hate Monday. Ini ada sesuatu yang menantang di logika umum. Buku ini berbicara melihat dan mengenai waktu, tentu Sebagai politisi, sebaik-baiknya waktu bagi saya adalah pemanfaatannya,"jelas Arum Spink.
Di awal aktivitas, beber mantan Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Informatika Mahasiswa Alauddin (LIMA) Washilah ini, kita kerap kali mendongkol. Namun, Faisal Syam dengan tulisannya mampu memberikan semangat, dengan filosofis."Ada Hari Minggu karena Hari Senin, dan Hari Minggu menjadi energi untuk bekerja di Hari Senin,"kata anggota DPRD Sulsel ini dengan semangat, yang disambut antusias peserta bedah buku tersebut.
Melalui buku tersebut, tambah mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bulukumba ini, memberikan semangat atau spirit kemanusiaan, di mana esensi kemanusiaan adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. "Sehebat apa pun keinginan, itulah kekuatan Tuhan,"jelasnya.
I Love Monday, kata Arum Spink, menceritakan hal yang dianggap sederhana. Judul pertama hingga akhir, biasa saja. Akan tetapi ada fenomena yang tidak pernah terpikirkan yang dilihat penulis, yang diramu menjadi tulisan yang dapat memotivasi pembacanya.
Di buku tersebut, ujar Arum, mengaku terprovokasi judul yang tak sekadar menggugah motivasi dalam berbagai aspek. Ada pesan yang dibawa. Sebagai politisi, dia melihat ada
15 tulisan di I Love Monday yang berbicara politik, baik itu pra, proses, dan paska.
Sementara itu, Dewan Pembaca Harian FAJAR, Barsihannor menilai tulisan dalam I Love Monday menciptakan bahasa yang dapat ditangkap atau dipahami. "Buku ini menghadirkan bahasa yang simpel atau sederhana, dan enak dibaca. Disamping menyoroti yang bersifat aktual. Intinya, buku semacam ini memiliki fungsi utama, media pendidikan bagi masyarakat,"beber dosen Fakultas Adab UIN Alauddin ini. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun