Mohon tunggu...
Edy Arsyad
Edy Arsyad Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Harian

Manusia pembelajar dan suka jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Bissu", Orang Suci Penjaga Budaya

4 April 2013   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prosesi pembersihan benda pusaka Kerajaan Bone di tempat penyimpanan benda pusaka (Arajang) yang berada di samping Rumah Jabatan Bupati Bone, tak dapat dipisahkan dari peranan para bissu.  Para bissu memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan sejumlah ritual adat, yang diperkirakan sudah berlangsung sejak Kerajaan Bone di masa lampau. Ritual adat pembersihan dan pensucian benda pusaka kerajaan itu dalam bahasa Bugis disebut Mattompang Arajang. Dalam proses Mattompang itu, benda pusaka Kerajaan Bone yang dibersihkan oleh pembersih (Pattompang) yang berjumlah 4 orang. Sedangkan dalam tahapan pembersihan itu,  para bissu menari  tarian Maggiri mengikuti irama musik tradisional yang mengiringinya. Semakin cepat irama musik pengiring, gerakan tariannya pun cepat. Sejumlah pusaka peninggalan Kerajaan Bone yang selama ini tersimpan di Arajang itu pun dibersihkan dan disaksikan sejumlah khalayak yang hadir. Adapun benda pusaka yang dibersihkan, diantaranya Sembangeng Pulaweng atau selempang emas, yang terbuat dari emas dan kedua ujungnya terdapat buah medali emas. Selain itu, Kalewang La Tea Ri Duni yang sarung dan hulunya dilapisi emas, keris La Makkawa baik sarung dan hulunya dilapisi emas, tombak La Salaga merupakan tombak yang di mana pada pegangan pada mata tombaknya dihiasi emas. Tiba-tiba, suara gendang bertalu begitu cepat yang disertai pembacaan mantra oleh pimpinan bissu,  bak kesurupan empat orang bissu yang sedari tadi menari itu,  menusukkan keris yang dicabut dari sarungnya dan menusukkannya  ke sejumlah bagian perut. Tak ada luka sedikitpun. Demikianlah sejumlah prosesi Mattompang Arajang yang dilakukan sejumlah bissu yang digelar dalam rangka  menyambut HUT  Kabupaten Bone ke-683 , Rabu 3 April lalu. Tarian Maggiri merupakan tarian yang kerap dilakukan para bissu sejak Kerajaan Bone di masa silam. Bahkan, keberadaan bissu maupun tariannya itu diperkirakan sudah ada sejak raja pertama memimpin Kerajaan Bone. Keberadaan  bissu dalam ritual kebesaran kerajaan begitu penting, sehingga bertumbuh kembang dalam kalangan kerajaan saja. Bissu merupakan pria yang berkepribadian perempuan. Namun, tak seperti  waria pada umumnya. Bissu sendiri dalam bahasa Bugis berasal dari kata Bessi atau suci. Ia menjadi perantara dalam komunikasi antara manusia dan pencipta penguasa alam semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun