Mohon tunggu...
Edwin Gusani
Edwin Gusani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba, Pengelana, Football Enthusiast

"Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri," - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Mahabbatullah dari Syaikh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

12 Januari 2024   04:00 Diperbarui: 12 Januari 2024   04:05 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tadabbur Alam ke Curug Cipeuteuy, Sindangwangi (Dokpri)

Syaikh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah merupakan salah satu ulama besar dengan karya-karya pun yang tak kalah besar. Dua kitab diantaranya yakni Raudhatul Muhibbin dan Mahabatullah.

Mempunyai nama asli Syamsudin Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub, julukan Qayyim didapatnya atau diambilnya dari julukan ayahnya yang berarti penunggu sekolah.

Sementara itu, nama belakang Ibnu Qayyim yakni Al-Jauziyyah merupakan tempat beliau dalam rangka menimba ilmu pengetahuan.

Berbicara mengenai mahabbah, secara bahasa dapat diartikan; Pertama, Al-Shafa wal Bayadh yang mempunyai arti transparan dan juga putih bersih tanpa adanya noda.

Kedua, Al-'Uluww wa Al-Zuhur yakni memiliki arti yang tinggi dan tampak. Cinta itu memang sejatinya megah, tinggi dan menjulang ke atas.

Ketiga, Al-Luzum wa Al-Tsabat yakni berarti tetap dan konsisten. Dalam bahasa sederhananya adalah istiqamah, ketika orang jatuh cinta itu sulit sudah untuk dihindari.

Hal tersebut dikarenakan cinta akan susah untuk disingkirkan ketika cinta tersebut sudah melekat di dalam hati seseorang yang diterpanya.

Keempat, Al-Lubb atau memiliki ari Inti, hakikat dan hakiki. Dalam hidup ini, tanpa adanya cinta pasti rusak, dunia tegak salah satunya karena adanya cinta, ungkap Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.

Cinta itu sendiri pun mempunyai kedudukan ataupun urgensinya dalam hidup dan kehidupan kita di dunia yang fana ini.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengungkapkan bahwa cinta merupakan kekuatan jiwa, asupan spiritual dan ketenangan jiwa. Cinta merupakan kehidupan, yang apabila seseorang tidak mendapatkannya maka ia termasuk orang-orang mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun