Mohon tunggu...
Edwin C
Edwin C Mohon Tunggu... Sales - Belajar menuangkan sesuatu melalui tulisan

Membaca, fotografi dan musik bergenre klasik dan oldies :) Marketing back ground. Alumni S2 Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma. X : @winchrist69 IG : @winchrist69

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Atama Salmon yang Menggugah Selera

17 Agustus 2017   14:05 Diperbarui: 17 Agustus 2017   14:20 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo pecinta kuliner, saya ingin bercerita sedikit pengalaman pertama saya dalam menikmati suatu makanan unik yang ternyata menarik. Yaitu pengalaman menikmati yang namanya Atama Salmon. Bagi sebagian pecinta kuliner Jepang, mendengar Atama Salmon mungkin sudah tidak asing lagi. Yup, ngga salah lagi, Atama Salmon merupakan bagian kepala dari ikan salmon yang cukup besar itu...hmmm..wow....Pada mulanya saya berpikir apa sih enak nya makan kepala doang? Tapi melihat beberapa pengunjung sekeliling saya yang dimejanya begitu asik "megutak atik" bahkan menghisap-hisap tulang si Atama, sungguh membuat saya begitu "kepo" dan parahnya sampai menggelitik indra perasa saya dan akhirnya terbawa mimpi hahaha...

Pada kunjungan berikutnya, saya memberanikan diri untuk mencoba si Atama Salmon ini di Osuushi Resto yang merupakan restoran Jepang kegemaran saya. Melihat tamu resto yang cukup ramai di sore akhir pekan itu, saya berharap pesanan dapat cepat disajikan. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, sembari menikmati ocha dingin, datanglah sepiring Atama ditemani sepotong jeruk nipis, semangkok nasi, salad dan mayonaise. Wuiiihhh.....nih penampakannya ;

 

sumber: dok.pribadi
sumber: dok.pribadi
sumber: dok.pribadi
sumber: dok.pribadi
Sebelumnya saya sempat protes kepada pramusaji, koq cukup lama baru pesanan datang, padahal pemain kroncong dalam perut saya tiap menit semakin keras berbunyi. Namun setelah di terangkan oleh pramusaji proses pengolahannya saya dapat memakluminya. Kepala salmon hanya dipanggang dan untuk mendapatkan tingkat kematangan yang sempurna, tanpa merusak cita rasa nya membutuhkan waktu juga memerlukan keahlian khusus sang juru masak. Dan, voila..!! hasilnya seperti yang anda lihat diatas. Ternyata kepala ikannya tidak utuh satu kepala, tapi hanya separo. Namun separonya juga cukup besar lho..

Kemudian sebelum makan saya menyempatkan diri mengambil beberapa gambar untuk membagikan pengalaman unik saya kepada anda. Dan akhirnya saya mulai duduk manis dan meramu santapan saya. Pertama-tama saya memberikan tetesan air jeruk nipis diatas kepala salmon yang masih hangat itu. Walaupun disediakan sumpit, sendok dan garpu, saya merasa lebih nyaman menggunakan tangan untuk  melepas daging di kepala ikan tersebut. Luar biasa, sangat lembut dan mudah dilepaskan, kemudian saya mencoba untuk merasakannya tanpa campuran apapun dulu kecuali perasan jeruk nipis tadi. Wah dagingnya sangat lembut ketika menyentuh lidah dan rasanya....wow luar biasa. Dagingnya matang sempurna bahkan sampai bagian dalam. Selain daging, terdapat sedikit lemak disekitar daging. Lemak itu pun memberikan sensasi tersendiri ketika menyentuh lidah. Saya lanjutkan makan dengan mencocolnya ke dalam mayonaise, menyuap nasi dan salad. Semua bercampur memberikan sensasi rasa yang sempurna didalam mulut. Adalagi yang nikmat saat memakan kepala salmon ini. Kulit bagian luar ternyata crispy sekali dengan rasa khas dipanggang yang nikmat.

Akhirnya sampailah saya pada ritual akhir menikmati Atama Salmon ini. Apalagi kalau bukan menghisap-hisap tulang untuk membersihkan bagian daging atau lemak yang tersisa di tulang tersebut hehe...dan pada saat inilah baru saya tahu mengapa beberapa orang dihadapan saya waktu itu begitu asiknya menghisap-hisap tulang ikan. Terjawab sudah ke "kepo" an saya.

Anda ingin mencobanya juga?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun