Meskipun untuk taxi BlueBird semua maintenance sudah dilakukan oleh internal BlueBird sendiri dengan mekanik yang dilatih khusus untuk electric vehicle. Sebagai kompensasinya, karena ini mobil listrik, meskipun kampas rem lebih boros namun tentu saja tidak ada penggantian oli mesin.
Secara apa yang saya rasakan sebagai penumpang, sama sekali tidak ada perbedaan signifikan dengan mobil biasa, menurut Pak Ratim, tarikan awal lebih bertenaga namun untuk putaran atas seperti dibatasi. Menurut saya ini masih wajar sesuai karakter motor listrik yang torsi awal cukup tinggi, namun dibatasi di putaran atas untuk efisiensi energi.Â
Getaran dan suara di kabin menurut saya tidak jauh beda, karena mobil-mobil bahan bakar fosil pun yang saat ini sudah sangat minim getaran dan suara di kabin mobil, berkat teknologi redaman. Sehingga praktis yang terasa hanya getaran jalan dan juga suara ban menapak jalan. Namun, Pak Ratim tetap waspada jika masuk di jalan sempit, sesekali membunyikan klakson untuk memberi tahu pejalan sekitar akan keberadaan mobilnya.
Demikian sekilas review hasil perjalanan saya menggunakan E-Taxi BlueBird, dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta ke Rumah saya di Kawasan Taman Mini Jakarta Timur, sekitar 47 km, dengan status battery awal 55% menjadi 44%, artinya 11% menempuh 47 km, sekitar 4,2 km / 1 % battery, dan benar artinya 420km untuk 1 kali charge 100%. Salut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H