Hampir seminggu pameran mobil internasional di Jakarta berlangsung. Saya mengamati tema pameran ini di publikasi media adalah "Sustainable Green Technology". Sayangnya, mobil-mobil yang dipamerkan nampaknya 90% tidak ada yang bertematik "green", alias yang dipamerkan mobil dengan teknologi biasa-biasa saja.
Ajang pameran ini lebih banyak dipakai oleh produsen mobil dan agen untuk menjual mobil sebanyak-banyaknya. Justru ini bertentangan dengan semangat "green" itu tadi karena semakin banyak mobil di Jakarta, akibatnya terhadap polusi udara meningkat dengan pesat karena penambahan polusi tidak hanya berasal dari penambahan mobil, tapi juga berasal dari semakin lamanya kemacetan terjadi. Jalanan sudah stagnan.
Di pameran ini, ada memang produsen dan agen yang menampilkan mobil listrik dan hybrid, tapi sama sekali tidak dominan. Gema "sustainable green technology" selain yang ada di slogan tidak terasa semangatnya.
Bagaimana sih menentukan tema pameran ini dan bagaimana mengontrol peserta untuk bisa menggemakan tema itu supaya kesadaran terhadap bumi dan lingkungannya bisa lebih terealisasikan dalam teknologi mobil-mobil yang sedang dijual?
Atau tema ini diambil dari langit begitu saja, mengikuti semangat masyarakat yang begitu menginginkan perlindungan lingkungan lebih baik dan pencemaran udara akibat kemacetan sehari-hari bisa dikurangi?
Kalau memang semangat moralnya "green technology", hasil cepatnya bisa diberikan dalam bentuk kontribusi mengurangi kemacetan jalanan di Jakarta. Tidak perlu muluk-muluk dengan "technology" canggih segala macam. Cukup asosiasi produsen mobil mendukung program pemerintah secara nyata untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dengan cara misalnya mengurangi penjualan mobil di Jakarta untuk sementara waktu selama setahun misalnya, sehingga jalanan Jakarta tidak menjadi lebih padat.
Asosiasi produsen mobil harus lebih mengkonsentrasikan penjualan mobil di luar Jabodetabek yang masih memungkinkan pertumbuhan mobil. Jujur saja, kalau pikiran kita terang, Jakarta sudah tidak bisa menampung tambahan mobil lagi karena pemerintahnya tidak punya kemampuan dan kemauan membangun transportasi masal seperti di Solo dan Makassar. Menjual mobil semakin banyak di Jakarta sama saja dengan tidak mempunyai kepedulian lingkungan.
Kalaupun ada penjualan mobil di Jabodetabek, hanya boleh menjual mobil-mobil kecil yang tidak memenuhi jalanan dan tidak mengeluarkan asap terlalu banyak.
Kalau itu tidak dilakukan, tema pameran sungguh bertentangan dengan kenyataan, alias tidak nyambung. Jalanan macet menjadi semakin macet, apa untungnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H