Mohon tunggu...
Edwin Dewayana
Edwin Dewayana Mohon Tunggu... -

.......... menyingkap fenomena di balik setiap peristiwa .........

Selanjutnya

Tutup

Money

Menilai Perusahaan dan Eksekutifnya

24 Agustus 2012   20:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:22 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tentunya pernah membaca profil para businessman di majalah-majalah atau koran-koran kan? Apa yang disajikan artikel itu mengenai para businessman itu? Kehebatan dia dalam menakhodai perusahaan? Pertumbuhan perusahaan yang dikelolanya? Cepatnya jalur karir yang dilewati?

Anda tentunya juga pernah memikirkan untuk menjadi nasabah reksadana saham? Dengan demikian anda pernah menimbang-nimbang ke perusahaan-perusahaan mana dana anda akan dipakai untuk membeli sahamnya? Atau anda justru sudah menjadi investor saham langsung?

Atau anda ingin melamar untuk bekerja di perusahaan dan anda bingung menentukan mana yang akan anda utamakan seandainya anda diterima bekerja di beberapa perusahaan?

Ada satu parameter penting yang bisa dipakai sebagai tolok ukur bonafiditas perusahaan dan eksekutif-eksekutif yang mengelolanya. Parameter itu adalah penghasilan tahunan perusahaan, atau dengan kata lain juga nilai penjualan tahunan perusahaan. Sebuah perusahaan bisa dikatakan bonafid untuk menjadi perusahaan publik atau perusahaan kelas lumayan kalau penghasilan tahunannya ekivalen dengan paling tidak US$ 1 milyar.

Skala perusahaan tidak bisa dibohongi untuk menjadi satu parameter penting dalam semua pertimbangan anda akan hal-hal di atas yang Penulis sampaikan, bahkan dalam memandang kehebatan eksekutifnya. Karena perusahaan tidak bisa mencapai skala penghasilan di atas US$ 1 milyar kalau perusahaan itu tidak dikelola dengan baik, kalau perusahaan itu tidak mempunyai eksekutif handal, kalau perusahaan itu tidak bonafid.

Terlebih lagi kalau penghasilan tahunannya di atas US$ 2 milyar, perusahaan seperti ini sudah masuk golongan kelas atas dan anda layak menghargainya.

Di sisi lain, ada cukup banyak perusahaan dengan skala sebesar itu, namun dalam memperlakukan karyawan level bawahnya kurang baik. Misalnya anda akan menemui beberapa bank besar yang teller-nya bekerjanya lelet misalnya karena gajinya kecil, yang teller-nya ternyata tidak mempunyai job security jangka panjang, dan lain-lain. Atau bank besar yang katanya sering mendapatkan penghargaan tapi antrean di tellernya selalu panjang menjengkelkan. Perusahaan semacam ini tidak bisa dianggap bonafid, pasti ada suatu masalah yang terpendam, semacam bom waktu masalah yang suatu saat akan meledak.

Bisa juga perusahaan pembuat mobil yang tidak mau merecall mobil-mobilnya yang mengalami cacat desain atau cacat produksi.

Dengan artikel ini, bukan berarti perusahaan-perusahaan yang penghasilan tahunannya di bawah US$ 1 milyar bukan perusahaan bonafid. Justru ada banyak perusahaan kecil yang sangat bonafid. Penilaiannya adalah kombinasi dari hal-hal itu tadi, yaitu penghasilan tahunan lumayan dan karyawannya ada dalam semangat yang baik, pelanggannya dihormati, misalnya antrean di teller selalu cepat, pelayanan bengkel mobil berkualitas dengan mendengarkan keluhan pemilik mobil dan memperbaiki kerusakan dengan semestinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun