Bunga deposito Rupiah untuk 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan angkanya hampir merata, berkisar 6%. Profil ini memaksa nasabah untuk menempatkan uangnya dalam deposito berjangka waktu pendek, hanya satu bulan automatic rollover karena bunganya tidak berbeda dengan deposito untuk jangka waktu setahun. Tidak ada keuntungan nasabah untuk menempatkan uangnya dalam deposito setahun dibanding sebulan.
Dari sisi bank, profil ini menunjukkan bahwa mereka tidak berani memberikan komitmen bunga yang proporsional lebih besar untuk jangka waktu lebih lama. Yang mereka antisipasi adalah penurunan lebih lanjut suku bunga di waktu-waktu yang akan datang sehingga mereka tidak memberikan bunga tinggi untuk deposito setahun, supaya pada saat situasi pasar berubah mereka tidak merugi. Bank juga masih mengantisipasi kemungkinan terjadinya gejolak ekonomi global yang bisa mempengaruhi situasi ekonomi nasional.
Dalam perekonomian yang sehat dengan angka kepercayaan tinggi, penempatan deposito jangka panjang selalu memberikan bunga yang secara signifikan lebih besar daripada penempatan untuk satu bulan. Faktor kepercayaan jangka panjang lebih terprediksi aman.
Artinya perekonomian kita saat ini belum berada pada horizon stabilitas jangka panjang yang seharusnya. Bandingkan pada saat ekonomi Indonesia booming tahun 80-an dan awal 90-an. Suku bunga deposito setahun bisa 1,5 kali suku bunga sebulan sehingga mayoritas masyarakat menyimpan uangnya dalam deposito setahun.
Kondisi ini juga merupakan indikasi bahwa bank masih kelebihan likuiditas, mereka tidak ingin men-secure dana masyarakat untuk jangka waktu lebih panjang. Dan bank menginginkan margin bunga yang besar dari selisih antara simpanan masyarakat dan kredit yang disalurkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H