Smart work lebih berhasil guna daripada hardwork. Dalam konteks kehidupan manusia yang seutuhnya, di mana hakikat seseorang adalah untuk memenuhi panggilan hidupnya, hidup manusia harus seimbang. Tidak hanya fokus di satu kegiatan dalam hidupnya seperti pekerjaan, tetapi juga tanggung jawab pribadi, keluarga, kemasyarakatan, ibadah, olahraga, istirahat semua harus mendapatkan porsinya yang baik.
Dengan hidup seimbang, ujung-ujungnya pekerjaannya akan lebih baik, lebih produktif dan kreatif, dan lebih berkualitas.
Tidak bisa seseorang menelurkan produk terbaik apabila dia ada dalam tekanan mental dan kelelahan fisik. Mitos bahwa sedikit stress akan memacu produktivitas hanya terbukti dalam sedikit kasus. Dalam mayoritas kasus, keberhasilan akan muncul dari kesenangan dan kelonggaran dalam melakukan pekerjaan.
Smart work menyangkut bagaimana kita membuat strategi, kemudian perencanaan. Dengan demikian orang tidak perlu "ngoyo" karena dia punya prioritas dan pengaturan waktu. Terlebih itu tadi, apabila dia adalam kondisi segar, sedikit waktu saja akan bisa memberikan hasil pekerjaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan apabila dia ada dalam kondisi kelelahan dan suntuk.
Dengan demikian konsep workaholic sebenarnya adalah konsep yang salah kaprah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H