Mohon tunggu...
ronald supryadi
ronald supryadi Mohon Tunggu... -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok Bukan Orang China tapi Orang Indonesia

23 April 2016   10:37 Diperbarui: 23 April 2016   10:49 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

sekedar sharing saja, tertrigger oleh tulisan yang yang di kompasiana,yang lain tentrang ada apa dengan orang china.(ahok). Artikel menarik, yang mebuat saya tertarik menulis judul diatas. Bahwa ahok adalah orang indonesia, yang keturunan china/cina, cino chinese atau tionghoa...atau apapun sebutannya.  Kalau ahok orang china trentu kewarganegaraannya adalah RRC, tapi saya yakin warga negara Ahok adalah Indonesia. 

Sama juga seperti saya yang memiliki keturunan jawa-cina-bugis-belanad saya adala orang indonesia karena kewarganegaraan saya Indonesia, jadi yang utama adalah adalah saya memilih kewarganegaraan mana untuk mengakui saya orang apa. 

atau keturunan arab, portugis atau mereka dari negara manapun yang telah memilih indonesia sebagai warga negaranya maka dia adalah orang Indonesia.

Apakah orang jawa bisa menjadi warga negara cina atau orang Cina ? sangat mungkin...kalau dia memilikih untuk hidup dan berkewarganegaraan cina. 

Nah yang menarik adalah banyak yang mengaku warganegara Indonesia tapi tidak mencintai tanah airnya.

Menggelapakan pajak dengan mendirikan perusahaan di negara -negara bebas pajak, menjadoi pembela bagai orang-orang yang mencuri asset laut di Indonesia, menjadi koruptor dari jabatan yang di embannya untuk memakmurkan rakyat Indonesia, para pembuat keputusan yang dengan dalih rakyat kecil atau rakyat indonesa( saya tidak tau rakyat indonesia mana???) tapi sebenarnya untuk memperkuata kedudukan, kekayaan dan rogansi pribadi.  Dan orang seperti ini banyak, bisa jadi dirikita sendiri, ayah ibu, keluarga dekat, tetangga. 

Jadi bukan keturunana apa seseorang itu, bagaimana dia memilih warga negaranya dan berjuang untuk tanah air yang dipilihnya sebagai tumpah darahnya dan mencinta tanah airnya dengan berkarya secara positif untuk dirinya dan lingkungannya. 

bye

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun