Mohon tunggu...
Edward Paskah Mulia Tambunan
Edward Paskah Mulia Tambunan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah seorang pelajar di Kolese Kanisius

Saya senang berolahraga, bermain game, menonton film, dan hal hal terkait teknik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekskursi: Menanam Toleransi dalam Masyarakat yang Beragam

9 Desember 2024   15:29 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Make love, not war.

Kata - kata di atas merupakan lirik lagu Slank pada tahun 2004. Memang, seringkali dalam kehidupan ini kita memilih untuk 'berperang' atas dasar perbedaan. Padahal seharusnya kita lebih meluhurkan cinta kasih antarsesama manusia. Salah satu contohnya adalah konflik antara Israel dan Palestina yang sudah berjalan cukup lama. Perbedaan apapun seharusnya tidak membuat kita saling membenci, justru saling melengkapi. Paham ini sejak lama ditanam dalam benak para Kanisian di Kolese Kanisius melalui kegiatan ekskursi.

Ekskursi merupakan kegiatan yang telah dikenal luas di kalangan pelajar Kanisius, tidak hanya sebagai bagian dari kurikulum pendidikan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman antar individu dengan latar belakang yang beragam. Kegiatan ini sering kali diisi dengan kunjungan ke berbagai tempat, termasuk institusi pendidikan, tempat bersejarah, dan komunitas dengan keanekaragaman budaya dan agama yang tinggi. Salah satu bentuk ekskursi yang memberikan dampak signifikan adalah kunjungan ke pondok pesantren (ponpes).

Semenjak kelas 10, para kanisian telah mengetahui kegiatan ekskursi ini melalui presentasi dari kakak kelas yang telah lebih dahulu mengikuti kegiatan tersebut. Melihat hasil dari ekskursi mereka, banyak siswa yang kemudian menantikan giliran mereka untuk menjalani pengalaman serupa. Namun, antusiasme tersebut seringkali dibarengi dengan perasaan cemas dan kekhawatiran, terutama mengenai bagaimana toleransi akan diterapkan dalam situasi nyata.

Kegiatan ekskursi ini biasanya didahului oleh seminar yang mengundang berbagai tokoh penting dalam bidang toleransi. Seminar awal sebelum keberangkatan ekskursi ini sangat membantu para siswa untuk memahami inti dari toleransi. Dalam seminar ini, siswa diajarkan tentang pentingnya menghargai perbedaan dan bagaimana berinteraksi dengan individu dari latar belakang yang berbeda dengan sikap yang terbuka dan menghormati. Namun, meskipun pengetahuan ini memberikan landasan yang kuat, tetap ada kekhawatiran tentang bagaimana orang lain akan mampu memahami dan menerapkan toleransi tersebut. Kekhawatiran ini meliputi berbagai aspek, mulai dari pengalaman yang mungkin tidak menyenangkan hingga kemungkinan melakukan kesalahan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

Malam sebelum keberangkatan seringkali diwarnai dengan perasaan cemas dan sulit tidur, karena bayangan tentang tantangan yang mungkin dihadapi selama ekskursi. Ada pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul, seperti bagaimana jika ada pengalaman yang tidak mengenakkan saat di ponpes, atau bagaimana jika melakukan kesalahan yang dapat membuat para santri tersinggung. Meski begitu, para kanisian tetap yakin akan kemampuan mereka untuk menjalin toleransi dan hubungan yang baik dengan para santri.

Pada pagi hari keberangkatan, siswa berkumpul dengan perasaan campur aduk antara antusiasme dan kecemasan. Dalam doa, mereka memohon kekuatan untuk menjalani kegiatan ini dan berharap agar acara dapat berjalan dengan lancar. Ketika tiba di pesantren, sambutan yang ramah dan hangat dari para santri segera meredakan sebagian besar kekhawatiran yang ada. Suasana sejuk dan penuh toleransi yang terasa sejak pertama kali masuk ke dalam ruang penyambutan memberikan rasa nyaman dan keyakinan bahwa kegiatan ini akan menjadi pengalaman yang berharga.

Selama tiga hari mengikuti dinamika keseharian di pesantren, banyak pembelajaran yang diperoleh. Siswa mengikuti jadwal harian para santri, mulai dari bangun dini hari untuk beribadah, mengikuti kegiatan belajar mengajar, hingga beribadah kembali saat maghrib. Mereka juga ikut dalam kelas pendalaman iman, mempelajari cara hidup para santri, dan melihat sendiri bagaimana disiplin dan rasa syukur diterapkan dalam keseharian mereka. Meskipun tinggal dalam lingkungan yang lebih sederhana dibandingkan kehidupan di kota, para santri tampak lebih bersyukur dan menjalani ibadah dengan penuh kesungguhan.

Pengalaman ini memberikan refleksi yang mendalam tentang pentingnya rasa syukur dan bagaimana merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ekskursi ini bukan hanya meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap individu yang berbeda iman, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kemanusiaan yang lebih tinggi. Kesempatan untuk bertemu dengan individu yang berbeda namun tetap mampu menjaga toleransi dan mengutamakan kemanusiaan di atas perbedaan adalah pengalaman yang sangat berharga.

Kegiatan ekskursi mengajarkan bahwa dalam keragaman terdapat kekuatan besar yang bisa menyatukan. Toleransi bukan hanya tentang memahami, tetapi juga tentang merasakan dan menghargai perbedaan dengan sepenuh hati. Kegiatan ini memberikan pelajaran bahwa kemanusiaan dan persaudaraan adalah hal yang harus dijaga dan dikedepankan dalam setiap interaksi, menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk semua. Ekskursi seperti ini juga menunjukkan bahwa pendidikan dan pemahaman lintas budaya memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan toleran.

Dengan demikian, ekskursi bukan hanya kegiatan belajar di luar kelas, tetapi juga sebuah perjalanan yang memperkaya jiwa dan membuka pandangan. Ini adalah pengalaman yang mendorong setiap individu untuk melihat dunia dengan cara yang lebih inklusif dan penuh pengertian, serta mengajarkan bahwa perbedaan adalah sesuatu yang harus dirayakan, bukan ditakuti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun