Pandemi Covid-19 yang masuk di Indonesia Maret 2020 membuat masyarkat harus beradaptasi dengan situasi. Ada banyak kebiasaan lama yang harus di hilangkan dengan cepat karena melihat keadaan yang memaksa harus berubah. Dengan adanya Pandemi, perubahan harus segera dilakukan sebab untuk bertahan di masa sulit harus ada yang diperbaharui.
Salah satu yang harus diperbaharui adalah UMKM, sebelumnya para usah mikro kecil dan menengah ini memasarkan, menjual atau pun membuat produk dengan pola pikir yang lama, setelah pandemic melanda mereka harus mendistrupsi dirinya sendiri, dengan cara mengubah pola pikir dan model bisnis untuk menyesuaikan dengan keaadan sekarang. Sebab untuk bertahan di situasi dan kondisi harus mampu menyesuaikan.
Pembaharuan yang dilakukan harus menuju ke Digital, membuat digitalisasi UMKM untuk mempermudah pemasaran serta penjualan, memang ini sesuatu yang baru tapi harus dilakukan agar mampu bertahan.Â
Seiring dengan berpindahnya bisnis konvesional ke digital berarti diiringi dengan belajar hal yang baru, belajar menggunakan teknologi seperti mempromosikan bisnis lewat Facebook atau Instagram, atau ada yang mau membuat model bisnis baru dengan membuat website marketplace. Itu semua harus dipelajari supaya nanti bisa mempunyai pengetahuan dan kemampuan memanfaatkan teknologi dengan efektif dan efisien.
Nah pendidikan digital ini yang masih kurang, bisa dilihat dari UMKM yang enggan berpindah menjadi bisnis digital karena tidak tahu menggunakan media sosial dan website, pelatihan untuk UMKM harus dipercepat, juga selain itu jaringan di pelosok harus di perluas dan perbaiki, karena disana ada banyak usah kecil yang mungkin bisnis modelnya bagus tapi karena belum ada jaringan tidak mampu mempromosikan dan menjual ke masyarakat luas.
Juga modal bisnis, masa pandemic ini omset menurun berarti modal untuk pengembangan bisnis juga menurun. Tapi ketika menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital, tak masalah modal kecil, sebab semua promosi dilakukan lewat media social.Â
Memang untuk bahan-bahan pembuatan produk membuang banyak biaya, namun ketika menggunankan teknologi digital, bisa mengurangi biaya seperti pengurangan biaya promosi, bisa membuat sistem pre-order agar produk yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan penjualan, hal ini untuk mengurangi pembelian bahan yang berlebihan.
Semoga para pelaku UMKM bisa mendistrupsi diri sendiri supaya mampu berthana di tengah masa sulit ini, juga bisa mendapatkan pelatihan tentang teknologi digital dari pemerintah, pemerintah harus menyiapkan wadah tersebut untuk membantu pelaku bisnis berkembang. Dengan bertahannya UMKM itu berarti mampu mendorong perekonomian Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H