Mohon tunggu...
Edward Agatha
Edward Agatha Mohon Tunggu... Pelajar -

Belajar dari sebuah kesalahan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Kita Menentukan Buruk Atau Baik dari Sebuah Sampah

22 Februari 2016   20:44 Diperbarui: 22 Februari 2016   21:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sampah di DKI Jakarta kini kian menumpuk karena disebabkan banyak orang yang sangat tidak bertanggung jawab . Ada berbagai jenis sampah yang biasa kita kenal dengan Sampah Organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan yang mengalami pembusukan atau pelapukan dan tidak ketinggalan lagi yaitu Sampah Non Organik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk di urai oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hinga ratusan tahun) untuk dapat di uraikan.

Sampah Organik ini tergolong sampah yang ramah akan lingkungan dikarenakan sampah ini dapat di uraikan oleh bakteri yang ada secara alami dan proses berlangsungnya tersebut tergolong cepat.Contoh dari sampah organic ini antara lain: Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa manusia. Kardus dan kertas.

Sekarang saatnya kita membahas Sampah Non Organik. Sampah Non Organik ini sangat sulit sekali di uraikan butuh ratusan tahun lamanya karena sampah ini biasanya berasal dari sampah industri. Contoh dari sampah Non organic yaitu Plastik, botol minuman mineral, besi, kaca (beling), Kain atau baju, kaleng, ban bekas, pulpen, spidol dan jam tangan. Kenapa sampah tersebut sangat susah di uraikan? Karena sampah tersebut terbuat dari bahan yang susah di uraikan dan bakteri pun tidak bisa menguraikan sampah tersebut.

Jika sampah di DKI Jakarta ini semakin lama semakin menumpuk maka jika hujan deras melanda Ibu Kota Jakarta bisa jadi perumahan disini akan tergenang oleh air yang biasa kita sebut dengan banjir. Banjir ini bisa menyebabkan berbagai penyakit yaitu: gatal-gatal,diare,demam berdarah,infeksi saluran pernapasan akut(ISPA),penyakit kulit dan masih banyak lagi yang bisa di sebabkan oleh banjir tersebut.

Tetapi kali ini saya tidak hanya mengajak ke pengaruh buruk saja tetapi akan mengajak anda bagaimana cara menanggulangi dari sebuah sampah kecil yang tidak berharga menjadi berharga. Antara lain yaitu dengan mengubah sampah itu menjadi barang yang bisa sebagai hiasan di rumah. Contohnya mengubah botol plastik menjadi kicir angin atau bisa juga botol dijadikan tirai penghias dan pembatas ruangan.sebenarnya sih ini hal yang mudah tetapi kita tidak tau aja bagaimana cara mendaur ulang sampah.

Sampah ini juga bisa di jadikan sesuatu yang berharga buat anak kecil yang tidak mampu membeli sebuah barang tersebut di karenakan keterbatasan yaitu sebuah mainan yang sangat sederhana. Sampah tersebut bisa di jadikan mobil yang terbuat dari botol dan kardus atau bisa juga perahu dari sampah plastik.

Dan bagaimana cara menanggulangi sampah tersebut? Sebenarnya sih gampang kita sebagai Warga Negara Indonesia ini harus kompak menanggulangi sampah tersebut dengan “Buang Sampah pada tempatnya” ini adalah cara paling mudah dan ini sudah di terapkan sudah lama tetapi ada saja orang yang tidak bertanggung jawab ini yang sering buang sampah seenaknya dan sesuka hatinya.

Yang kedua adalah kita harus mengurangi sampah seperti plastik dan Styrofoam. Kenapa demikian? Karena sampah plastic dan Styrofoam itu selain berbahaya bagi tubuh manusia ada juga yang bisa dibahayakan yaitu lingkungan. Karena sampah tersebut bisa menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang,anemia dan masih banyak lagi ini baru bagi tubuh manusia. Kalo bagi lingkungan itu sampahnya tidak bisa berubah bentuk dan akan tetap begitu-begitu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun