“BORN to Be Wild” (“Terlahir untuk jadi Liar”) hingga kini tercatat sebagai salah satu lagu rock paling legendaris. Dirilis tahun 1968, sebagai single ketiga album debut grup rock asal Amerika Serikat (AS), Steppenwolf, lagu ini sempat lama bertengger di posisi kedua tangga lagu Billboard Hot 100 tahun tersebut.
Lagu ini fenomenal karena disebut-sebut yang pertama kali menyebut kata “heavy metal” dalam liriknya. Istilah “heavy metal” ini kemudian digunakan sebagai jenis musik turunan dari hard rock, yang begitu digandrungi di era akhir 1960-an hinga 1970-an.
Mars Bonfire, sang pencipta lagu, yang merupakan kakak kandung Jerry Edmonton, drummer Steppenwolf, menulis lagu ini sebagai protesnya terhadap kebijakan wajib militer di AS yang mengirim pemuda-pemudanya ke Perang Vietnam. Menurut Borfire, perang bukanlah tempat mereka. Semua pemuda ingin bebas: rock n roll dan motor!
Saking terkenalnya, telah begitu banyak penyanyi lain yang meng-cover alias menyanyikan ulang lagu “Born to Be Wild”. Jumlahnya lebih dari 20. Mulai penyanyi jazz-blues Etta James hingga rock star urakan, Ozzy Osbourne. Bahkan, lagu ini ikut pula mengantarkan penyanyi flamboyan Adam Lambert menjadi runner-up di ajang American Idol musim kedelapan, tahun 2009.
Di akhir tahun 1960-an, lagu“Born to Be Wild” juga ikut andil mengangkat film Easy Rider, yang dibintangi aktor legendaris Hollywood, Peter Fonda. Film ini sendiri bertemakan geng motor di AS.
Kini, teriakan parau John Kay, sang vokalis Steppenwolf, dipastikan akan kembali bergema lantaran sebuah produsen minuman ringan asal AS menggunakan lagu ini sebagai back sound iklan produk mereka. Yang menarik, mereka memilih penyerang Liverpool, Luis Suarez, sebagai bintang di iklan tersebut.
Suarez pun digambarkan sebagai seorang rock star. Mengenakan jaket kulit hitam, celana latex, berkaca mata hitam dan menenteng gitar.
Suarez digambarkan siap memimpin bandnya “The Suarez”—seperti tertulis di kaos yang dia kenakan—keluar dari ruang ganti back stage untuk menyambut kerumunan massa dalam sebuah konser. “Suarez…Suarez..Suarez…,” begitu puluhan ribu penggemar memanggil namanya.
Kontroversi Suarez
Tentu saja produsen minuman ringan itu ingin memanfaatkan nama Suarez yang memang tengah menjulang popularitasnya. Dia terus menjadi pembicaraan penggemar Liga Primer lantaran produktivitasnya yang luar biasa di muka gawang lawan.
Saat ini, Suarez tercatat sebagai pemimpin daftar pencetak gol terbanyak dengan 30 gol dari 25 pertandingan. Dia juga berpeluang besar mengantarkan Liverpool jadi juara Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak musim 1989/90.
Menarik, karena seperti ada benang merah antara back sound jingle iklan ini dengan karakter Suarez, yang memang “wild”. Ya, “liar”. Pria asal Uruguay ini memang dikenal penuh kontroversi berkaitan dengan perilakunya di lapangan.
Bahkan, musim ini pun dia harus absen di enam laga awal Liverpool karena skors 10 pertandingan yang dikenan FA akhir musim lalu. Sanksi empat pertandingan lainnya, harus dia jalani di laga-laga terakhir musim 2012/13. Hukuman itu dijatuhkan FA lantaran Suarez dengan sengaja menggigit telinga bek Chelsea, Branislav Ivanovic.
Ini kedua kalinya, Suarez terlibat dalam insiden gigit-menggigit di lapangan. Sebelumnya, dia juga sempat mendapat hukuman larangan tampil di tujuh pertandingan saat masih membela Ajax Amsterdam di Liga Belanda, atas tindakan yang sama. Ketika itu, Suarez menggigit telinga pemain PSV Eindhoven, Ottman Bakkal, November 2010.
Suarez juga tak sungkan bertidak vulgar. Pada Oktober 2011 dia dihukum larangan tampil tujuh pertandingan dan denda 40 ribu pound (sekitar Rp 780 juta) lantaran bertindak rasial terhadap bek Manchester United (MU), Patrice Evra.Dia juga pernah bertindak tak simpatik, mengacungkan jari tangannya kepada suporter Fulham dalam sebuah laga Liga Primer.
Tak hanya di level klub, di tataran tim nasional, Suarez juga sering berulah. Di kualikasi Piala Dunia 2014 lalu, dia pernah tertangkap kamera dengan sengaja memukul pemain Cile, Gonzalo Jara.
Sementara di Piala Dunia 2010, di perempat final lawan Ghana, Suarez diusir keluar lapangan. Sebabnya, dengan sengaja menahan bola dengan tangan untuk melindungi gawang Uruguay dari kebobolan.
Manusia Berbeda
Tapi, semua perilaku negatif itu seperti begitu saja terlupakan jika kita bicara kiprah gemilangnya musim ini. Suarez terlihat sebagai manusia yang berbeda. Sosok yang begitu berguna bagi klub dengan kinerja emasnya. Lihat saja, dengan 30 golnya itu, dia berhasil menyamai torehan legenda “The Reds”, Ian Rush di musim 1986/87.
Di Liga Primer, Suarez enam kali mencetak dua gol dalam satu laga, dua kali hattrick, plus sekali mencetak empat gol, saat Liverpool menghajar Norwich City 5-1, Desember 2013.
Kini, dia bahkan hanya butuh lima gol lagi untk memecah rekor Andy Cole dan Alan Shearer yang mencetak 34 gol dalam satu musim Liga Primer di 1993/94 dan 1994/95. Dengan tiga laga tersisa, bukan tak mungkin rekor itu dilampauinya.
Suarez juga bukan tipe pemain yang individualistis. Dia selalu bermain untuk tim. Setidaknya, 12 assist yang dia ciptakan membuktikan itu. Tak heran, kini tak sedikit orang yang menjagokan Suarez juga bakal terpilih jadi Pemain Terbaik Liga Primer.
Itulah Suarez, “wild” tapi selalu mampu membuktikan kapasitasnya sebagai pemain jempolan. Seperti MU bersama Eric Cantona-nya atau Brasil dengan Romario-nya, Liverpool mendapat berkah luar biasa dengan keberadaan Suarez. Tak masalah, meski dia “terlahir untuk menjadi liar”.***
Tulisan ini dimuat di Harian TopSkor Edisi 26-27 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H