Mohon tunggu...
Edu Kota
Edu Kota Mohon Tunggu... lainnya -

Membesarkan diri untuk menyebarkan hal baik dan kabar baik, untuk kejayaan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan, Pendidikan, Oh Pendidikan

25 Maret 2015   12:07 Diperbarui: 2 November 2015   20:03 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan, pendidikan, dan pendidikan. Itu adalah hal kunci bagi kemajuan suatu negara. Kami rasa, semua orang pun, mengetahui akan hal itu. Namun tetap saja, area pendidikan, ditempatkan sebagai suatu permasalahan penting di dunia ini. Tentunya, khususnya di Indonesia. Negeri yang katanya, gemah ripah loh jinawi :) Iya, itu Indunesia. Negara kepulauan yang oleh George Samuel Windsor Earl dan James Richardson Logan, penduduknya disebut Indunesians. Indonesia kah itu? Iya, memang benar, itulah Indonesia! Sekali lagi, iya, itu memang Republik Indonesia!

Banyak teman, yang bermukim atau sekolah di luar negeri sono, sering melampiaskan kerinduannya kepada Indonesia. Rindu tentang indah alamnya, rindu kepada makanannya, rindu dengan dialeknya, dan masih banyak kerinduan lain tentang Indonesia. Untuk itulah, lagu Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki, demikian menghanyutkan tatkala dinyanyikan dari tanah benua biru. Rata-rata mereka senang di luar negeri, hanya karena fasilitas, teknologi, dan tentunya ketertiban tata laksana pemerintahan yang ada di sana. Namun Indonesia? Iya, Indonesia tetap dirindu. Tentu saja, Indonesia terasa tetap lebih baik. Tetap lebih dirindukan untuk dipuja. Tongkat dan batu ditancap, jadi tanaman bukan?

Lantas, bagaimana dengan pendidikan di Indonesia? Mengapa kita masih merasa tertinggal di sisi ini? Mengapa, masih banyak studi banding tentang pendidikan, yang dilakukan orang Indonesia ke luar negeri? Ada yang pergi ke Singapura, Korea, Finlandia, Jerman, USA dan beberapa negara lain. Padahal, belum seluruh bumi Nusantara, yang pernah ia pelajari. Belum semua sudut, telah ia pijak. Padahal, kita punya banyak hal sebagai modal dasar untuk mendidik? ;) Tengok saja alam kita, itu merupakan Laboratorium terlengkap di dunia saat ini. Kita tinggal melangkahkan kaki saja, bukan? Belum lagi budaya bangsa kita. Cukup, hanya dengan membaurkan diri, maka kita bisa dengan mudah untuk berdialog dengan budaya bangsa leluhur kita :)

Bagi kami, pendidikan itu sederhana. Pendidikan itu mewariskan hal baik, nilai-nilai baik, kepada generasi penerus. Semakin banyak hal baik, yang oleh masyarakat budaya kita dianggap baik, dan berhasil diwariskan, maka akan semakin berbuah manis, sebuah rancang bangun pendidikan. Pendek kata, seorang pendidik, akan lebih merasa berhasil, ketika ia berhasil mengajarkan tentang perlunya menghormati kedua orang tua, ketimbang keberhasilan sang murid dalam menghafal perkalian, misalnya.

Seorang pendidik, akan merasa berhasil, ketika ia berhasil mewariskan tentang perlunya berperilaku jujur bagi seorang entrepreneur dikala ia berdagang. Ketimbang, merasa bangga, saat sang murid mampu menghitung laba rugi. Seorang pendidik, akan merasa puas, manakala ia mampu menanamkan perlunya menjaga kebersihan lingkungan, ketimbang saat ia mengajarkan tentang reaksi kimia.

Demikianlah, sesederhana itu. Bahkan pernah membaca salah satu artikel, yang menyatakan ketakjuban seorang guru di Australia, ketika menyaksikan murid di Indonesia, rela antri untuk mencium tangan guru kelasnya. Kurang lebihnya, mereka berujar, bahwa untuk bisa mendidik perilaku yang baik, diakui membutuhkan waktu yang lama. Sementara hal itu, merupakan pondasi, kehidupan bernegara yang baik. Mereka berkata, butuh waktu bertahun-tahun, hanya untuk mengajarkan tentang budaya antri. Sementara untuk mengajarkan matematika, yang justru diajarkan selama bertahun-tahun di Indonesia, diakui dapat diajarkan hanya dalam waktu 3 bulan secara intensif.

Pendidikan, pendidikan, pendidikan! Itulah kosakata unik, yang mendasari bangunan kokoh bagi negara yang baik. Kehidupan bernegara yang baik, tentu saja akan mampu untuk memastikan perolehan banyak hal baik bagi rakyatnya. Bagaimana mungkin, rakyat akan memperoleh banyak hal baik, jika pendidikannya belum membaik? Dan tentu saja, bagaimana mungkin pendidikan menjadi baik, jika tidak mengajarkan banyak hal-hal baik?

Mari, bersama kita sebarkan hal-hal baik, bagi kebaikan pendidikan Indonesia! Semangat! :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun