Oleh: Tim Education & Research, 22 Maret 2016
How Safe is Your Drinking Water? Sadarkah kalian bahwa air yang kita minum saat ini tidak sepenuhnya aman? Â Kandungan apa saja yang ada dalam air minum yang dapat berdampak pada kesehatan kita? dan bagaimana cara kita mengetahui bahwa kandungan air minum kita sudah aman?
Menurut WHO, air minum merupakan air yang digunakan untuk kebutuhan manusia sehari-hari seperti minum dan masak. Air minum seharusnya merupakan air yang aman untuk dikonsumsi manusia. Namun, ternyata tidak semua air minum aman untuk dikonsumsi. Faktanya, tidak sedikit masyarakat yang menggunakan sumber air (badan air) untuk keperluan MCK dan pembuangan limbah. Terdapat kurang lebih 1,8 juta orang di dunia mengonsumsi sumber air minum yang terkontaminasi oleh feses dan menyebabkan 502.000 orang di dunia meninggal akibat penyakit diare (WHO).
Air minum yang kita konsumsi diperoleh dari beberapa sumber, seperti air hujan, air permukaan (air sungai, air laut, air danau), dan air tanah (ground water) merupakan air yang berasal dari dalam tanah seperti air sumur. Walaupun sumber-sumber air tersebut diolah terlebih dahulu sebelum diminum, bukan berarti bahwa air minum itu sepenuhnya aman. Â
Berdasarkan baku mutu yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI, air minum yang layak dan aman untuk dikonsumsi secara fisik harus tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa, serta memiliki pH 6,5 – 9,2. Selain itu, beberapa zat kimia yang terkandung dalam air minum memiliki batasan dosis atau baku mutu tertentu, misalnya kalsium boleh lebih dari 75mmg/l, magnesium harus kurang dari 200 mg/l, besi kurang dari 0,1 mg/l, dan lain-lain. Air minum tersebut juga harus bebas dari kontaminan lain seperti mikroorganisme patogen.
Apa saja kontaminan yang terdapat dalam air minum kita? Menurut Environmental Protection Agency (EPA), kontaminan dalam air minum dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
Kontaminan Fisika, contohnya adalah sedimen atau material organik yang didapatkan dari erosi tanah pada danau, sungai, dan lainnya.
Kontaminan Kimia, contohnya adalah pestisida, logam berat seperti kobal, timbal, serta mangan, dan juga zat-zat  toksik.
Kontaminan Biologi, berupa mikroorganisme patogen berupa bakteri, virus, atau parasit. Contohnya E.coli, Salmonella typhosa, Vibrio chlorae, virus Polio, Hepatitis, dan lainnya.
Kontaminan Radiologikal, contohnya cesium, plutonium, dan uranium.
Kontaminan-kontaminan tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit pada manusia, seperti penyakit diare, thypus, hepatitis, poliomielitis, kolera, arsenikosis, dan masih banyak lagi.