Mohon tunggu...
Education Journalist
Education Journalist Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gencarkan Pencegahan Stunting, Mahasiswa UB Ciptakan Padi Fungsional Melalui Biofortifikasi

9 Oktober 2023   09:46 Diperbarui: 9 Oktober 2023   10:50 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023 merupakan sebuah kompetisi penelitian yang diadakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud-Ristek) Republik Indonesia. Tujuan utama PKM 2023 adalah mendukung perkembangan riset di kalangan mahasiswa. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk berkolaborasi dan mengembangkan penelitian dalam berbagai bidang, dengan harapan dapat bersiap-siap untuk berpartisipasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023. 

Respon positif terhadap kegiatan ini diberikan oleh semua perguruan tinggi yang telah mengirimkan proposal-proposal terbaik mereka untuk seleksi pendanaan. Salah satunya adalah proposal tim Steviani Yolanda yang berhasil mendapatkan pendanaan guna pelaksanaan riset. Lalu, riset apakah yang dilakukan tim Steviani Yolanda dalam kegiatan PKM ini? Yuk baca artikel ini sampai selesai ya!

Stunting merupakan suatu masalah gizi akibat kekurangan gizi jangka panjang yang berdampak pada pertumbuhan linier. Salah satu zat gizi mikro yang erat kaitannya dengan stunting adalah zat besi (Fe). Hasil survei status gizi balita pada 2019, prevalensi stunting di Indonesia masih melebihi standar yang ditetapkan WHO. Sejalan dengan hal tersebut, UNICEF (2020) menyebutkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia menghadapi tingkat malnutrisi yang tinggi dimana lebih dari 7 juta anak balita mengalami stunting. Laporan SIGIZI terpadu per 20 Januari 2021, dari 34 provinsi menunjukkan bahwa dari 11.499.041 balita sebanyak 11,6% mengalami stunting. Kondisi tersebut dinilai sangat memprihatinkan dan memerlukan penanganan lebih lanjut.

Dalam kehidupan sehari-hari, zat besi dapat diperoleh dari pangan pokok seperti beras. Namun fakta yang berada di lapangan menyatakan bahwa kadar zat besi (Fe) pada padi di Indonesia relatif rendah sehingga masih belum bisa memenuhi kebutuhan gizi khususnya pada penderita stunting. Jika stunting terus terjadi dalam jangka waktu panjang, maka akan berdampak pada perlambatan laju pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.

Oleh karena itu, dalam ajang PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), empat mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dari Program Studi Agroekoteknologi yang diketuai oleh Steviani Yolanda dengan anggota Rahmi Yunita, I Gusti Ayu Cintiya Widya Lestari, dan Muhammad Dimas Priyastomo bersama dosen pembimbing Dr. Anna Satyana Karyawati, SP., MP. berkolaborasi melakukan riset guna meningkatkan kandungan zat besi (Fe) pada padi untuk menciptakan pangan fungsional dalam membantu mengatur keseimbangan gizi. Inovasi ini dilakukan melalui pemuliaan tanaman dengan metode biofortifikasi yang merupakan upaya intervensi (memasukan unsur nutrisi) untuk meningkatkan konsentrasi nutrisi yang tersedia bagi tanaman menggunakan seed priming method.

Uji Kandungan Zat Besi (Fe) pada Bulir Padi (Dok. Penulis)
Uji Kandungan Zat Besi (Fe) pada Bulir Padi (Dok. Penulis)

Tanaman Padi pada 56 HST (Dok. Penulis)
Tanaman Padi pada 56 HST (Dok. Penulis)

Tim peneliti secara aktif membagikan perkembangan penelitian mereka melalui akun Instagram @bioforyza, mencakup persiapan penelitian hingga pelaksanaan penelitian. Selain mampu meningkatkan kandungan zat besi (Fe) pada padi dalam menciptakan pangan fungsional guna mengatasi masalah stunting khususnya pada anak usia dini, melalui inovasi ini diharapkan mampu memberi sumbangan nyata dan berkelanjutan dengan biaya terjangkau serta menguntungkan dari segi agronomi dan ekonomi sehingga berpotensi dikembangkan secara luas.

Referensi:

UNICEF. 2020. Indonesia: Number of malnourished children could increase sharply due to COVID-19 unless swift action is taken: Indonesia already has one of the worlds highest burdens of child stuntingand  wasting, Unicef Indonesia. URL: https://www.unicef.org/indonesia/pressreleases/number-of- malnourished-children-in-indonesia- could-increase-sharplydue-to-covid-19. Diakses tanggal 23 Oktober 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun